Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Gilang Widya Pramana: Saya Tidak Pernah Sekali pun Ikut Trading

Gilang Widya Pramana alias Juragan 99 buka suara soal kekayaannya yang masuk radar PPATK. Crazy rich Malang ini mengaku tak pernah ikut trading seperti Indra Kenz dan Doni Salmanan.

24 Maret 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Gilang Widya Pramana alias Juragan 99 bicara soal kekayaannya.

  • Crazy rich Malang ini menolak tudingan bahwa hartanya adalah titipan dan pencucian uang.

  • Mengaku tak pernah ikut trading.

PORSCHE terparkir di halaman J99 Corp Tower, Jakarta Selatan, kemarin. Sang pemilik, Gilang Widya Pramana alias Juragan 99, menerima kunjungan Tempo untuk mengklarifikasi kekayaan yang membuatnya dijuluki sebagai crazy rich.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Didampingi istrinya, Shandy Purnamasari, Gilang menjelaskan asal-usul perusahaan yang dia klaim dirintis sejak 2013 itu. Pria berusia 32 tahun asal Malang, Jawa Timur, itu mengatakan bisnisnya bermula dari berjualan kosmetik kecil-kecilan secara daring. Dua tahun berselang, ia meluncurkan produk kosmetik pertamanya sendiri lewat MS Glow.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sembilan tahun berselang, Gilang dan Shandy mengembangkan bisnis mereka hingga kerap disebut crazy rich Malang. Hal ini tak terlepas dari gaya hidup mewah yang ditampilkan sejoli itu di media sosial.

Seiring dengan tertangkapnya para crazy rich lain, Indra Kenz dan Doni Salmanan, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) disebut-sebut juga mulai menelusuri aset Gilang. Meski begitu, Gilang tak ambil pusing karena pendapatannya bukan berasal dari trading seperti yang dilakukan Indra dan Doni. Ia mengklaim rekam jejak bisnisnya jelas, yang meliputi bus, air kemasan, dan vape. "Jangankan kami, seller MS Glow itu kaya-kaya. Mereka mandiri secara finansial," ujarnya kepada wartawan Tempo, Hussein Abri dan Egi Adyatama. Berikut ini petikan wawancaranya.

Shandy Purnamasari di J99 Corp Tower, Jakarta, 23 Maret 2022. TEMPO/Hilman Fathurrahman W.

Bagaimana bisnis Anda bisa berkembang sejak 2013?
Di awal, untuk menjual seribu paket saja susah. Kami mulai dengan titip ke manajemen artis. Memang kami dari dulu tak pernah pelit untuk branding atau "bakar duit". Kami berupaya meningkatkan awareness terhadap produk ini. Orang tahunya MS Glow sudah kaya, padahal dulu kami merintis seperti itu.

Berapa pendapatan yang dihasilkan J99 Corp hingga Anda disebut crazy rich?
Data 2019-2020 menunjukkan bahwa penjualan MS Glow 2 juta paket per bulan. Itu sudah jelas. Gampang divalidasi. Harga produk kami dari Rp 50 ribu sampai Rp 150 ribu. Belum dari produk lain, dari air minum, hand sanitizer, transportasi, dan vape.

Siapa yang membantu permodalan Anda dalam berbisnis?
Saya pastikan 100 persen, lillahita'ala, tak ada yang bantu saya soal dana, termasuk orang tua. Dari media sosial bisa diketahui saya kaya dari kapan. Pada 2016 punya Ferrari, 2014 punya Mercedes. Tak pernah saya hapus jejak digital saya. Saya punya rumah tahun berapa di Jakarta, semuanya kelihatan. Hanya, orang-orang menggiring opini seolah-olah saya ada titipan uang.

Beredar informasi bahwa kekayaan Anda merupakan bentuk pencucian uang dari Henry Soetio (pengusaha mobil mewah) serta Tubagus Chaeri Wardana (pengusaha dan terpidana korupsi alat kesehatan). Bagaimana tanggapan Anda?
Saya kenal Pak Henry sekitar 2016 atau 2017. Dia sangat senang sama saya karena di Malang ada pengusaha muda yang punya potensi, dan dia diam-diam mau bantu saya. Dia bantu bukan secara bisnis. Tapi kalau saya butuh perizinan, dia bisa buka link dan lain-lain. Dia juga memberi saya motivasi. Dia yang membikin saya seperti ini.

Anda disebut menerima uang dari Henry Soetio...
Saya marah ketika almarhum dibawa-bawa (Henry meninggal pada Juli 2019 akibat Covid-19). Saya memang membeli rumahnya di Menteng, Jakarta Pusat. Ketika beliau meninggal, enggak jadi saya teruskan. Akhirnya uangnya dikembalikan ke saya. Uangnya Rp 15 miliar. Kalau Wawan (Tubagus Chaeri Wardana), saya sama sekali enggak kenal. Sewaktu dia kena (kasus korupsi), kayaknya saya masih miskin.

Apa hubungan Anda dengan Onny Hendro Adhiaksono alias Kaji Edan? Benarkah dia ikut membiayai usaha Anda?
Saya enggak kenal sama sekali. Enggak pernah ketemu sama sekali. Cuma dia pernah nge-tag saya di Instagram. Kemudian saya balas. Setelah itu, enggak ada perkataan apa pun. Dipelintir oleh media seolah-olah Kaji Edan itu ada di belakang saya.

Beberapa penghasilan Anda dari trading?
Saya tak pernah satu kali pun ikut trading. Jadi, tidak tahu. Trading, kripto, saya memang enggak tertarik.

Anda kenal Indra Kenz dan Doni Salmanan?
Indra Kenz pernah kami jadikan brand ambassador klinik MS Glow di Medan. Malah kami yang kasih uang ke Indra Kenz Rp 250 juta untuk tiga bulan. Kalau Doni, sama sekali saya enggak kenal. Ketemu sekali saja dan dia ngundang ke pernikahannya, tapi saya enggak bisa datang. Di klub mobil juga enggak kenal.

Mereka pernah menawarkan trading?
Enggak pernah. Dulu Indra kayaknya pernah nawarin, tapi enggak aku respons. Dia menawarkannya via WhatsApp. Ndak paham aku.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus