Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Yang berubah & tetap setelah 100 th

Peringatan 100 th lahirnya r.a. kartini dipusatkan di rembang dengan dihadiri oleh ibu tien soeharto. peninggalan kartini di kota jepara dan rembang banyak yang berupa duplikat saja.(nas)

5 Mei 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BROSUR peringatan "seabad R.A. Kartini" mungil dan indah. Di dalamnya ada tercantum acara "wisata Kartini". Keterangan brosur lumayan lengkapnya, disertai peta, kata-kata mutiara Kartini sampai nama-nama hotel. Brosur lain bahkan menerangkan berapa jauh jarak yang akan ditempuh ke tempat-tempat peninggalan tokoh wanita itu, apa yang bisa disaksikan di "petilasan" tersebut dan bagaimana cara berkunjung secara berombongan atau perorangan. Mengapa brosur pariwisata mencantumkan "wisata Kartini", memang mempunyai alasan. Sebab sejak lama jika tiba bulan April, kota-kota seperti Jepara dan Rembang selalu dibanjiri rombongan ibu-ibu dari berbagai organisasi atau kelompok kecil dari berbagai kota. Tapi yang dapat disaksikan sekarang telah meleset jauh dari keadaan semula. Tempat-tempat tersebut sudah banyak berobah. Lebih-lebih bangunan gedung Kabupaten Jepara. Rupanya setiap bupati yang bermukim di sana selalu merombak atau menambah gedung tersebut menurut kepentingan tugas atau seleranya. Kini gedung yang telah berusia 150 tahun itu tidak bisa lagi mempertemukan bayangan kehidupan Kartini di tempat itu. Duplikat Yang masih tegak adalah dua pohon cempaka yang tetap tumbuh subur. Tetapi di bawah pohon cempaka di pekarangan belakang tersebut, sudah dibuat taman buatan dengan pohon-pohon perdu yang kini lagi populer, "bonsai Indonesia" Gedung kabupaten tersebut cukup besar dan tidak banyak berbeda dengan yang ada di kabupaten-kabulaten lain di tanah Jawa waktu dulu. Tiga ruangan besar di rumah induk kabupaten Jepara, telah dilakukan tambal sulam perobahan. Gedung di mana Kartini dulu pernah sekolah, kini jadi rumah sakit. Rumah keluarga Ovink-Soer (yang waktu itu menjabat Asisten Residen) kini ditempati tentara. Semua itu berada di lingkungan alun-alun Jepara yang kini kering gersang. Gedung baru yang berdiri di sudut kanan alun-alun ada sebuah museum. Gedung (yang kalau dari langit) berbentuk huruf K.T.N. (sebagai singkatan dari Kartini), juga tidak banyak memberikan arti apa-apa. Begitu hanyak barang-barang yang konon dulu dipergunakan Kartini hanya berupa duplikat-duplikat. Yang asli hanya seperangkat kursi ukir Jepara yang kalau diduduki wanita harus dengan cara bersila. Juga ada taplak kecil renda halus hasil karya Nyonya Soepiah, murid Kartini. Barang-barang Kartini dan lukisan keluarganya tanpa menerangkan siapa pelukisnya, cuma mengisi satu ruangan saja dari tiga bentuk gedung museum yang berlangit-langit rendah. Satu-satunya tanda bahwa Jepara adalah kota bersejarah untuk tokoh wanita Indonesia ini ialah sebuah patung Kartini di perempatan jalan masuk Kota Jepara, setinggi 3,6 meter. Tangan kanan Kartini membawa obor dan tangan kirinya merangkul bocah cilik yang tampaknya akan pergi ke sekolah. Di gedung Kabupaten Rembang yang terawat rapi itu masih terdapat koleksi barang-barang Kartini yang lebih lumayan. Di pendoponya ada terpampang dua buah rono (penyekat, sketsel) ukiran karya seorang pengrajin ukir Jepara yang mendapat bimbingan Kartini. Di sayap kanan kabupaten, kamar paling depan, ada kamar, pengabadian Kartini. Begitulah disebut. Di kamar ini terdapat sebuah lukisan Kartini tentang tiga ekor angsa (lukisannya tentang bunga teratai, cat minyak, hingga kini hilang), foto keluarga Sunan Sala bertamu ke Kabupaten Rembang, lukisan potret Soesalit (putera tunggal Kartini) dan foto-foto masa kini dari keluarga Kartini tanpa penjelasan dan agaknya berfungsi hanya sekedar memenuhi rak kaca saja. Di sudut lain ada sebuah bothekln (peti kecil berlaci banyak) yang telah didapat Nyonya Kardinah di Negeri Belanda beberapa tahun lalu. Juga ada sekumpulan surat-surat duplikat tulisan Kartini dan buku-buku tentangnya yang sudah sedemikian banyak sebetulnya, tetapi hanya ada beberapa buah saja di kamar itu. Baik di Jepara maupun di Rcmbang, terpampang pula gambar drs. R.M.P. Sosrokartono, kakak Kartini. Dari seluruh acara 100 tahun kelahiran Kartini di Rembang (dan di Jepara) yang sanggup membangkitkan rasa haru dan mengundang emosi yang dalam ialah lagu Ibu Kita Kartini yang dinyanyikan di dua tempat itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus