Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Nusa

Yoyok Sukawi Unggul atas Hevearita dan Dico Ganinduto dalam Survei Pilkada Semarang

Peta politik di Pilkada Semarang berubah sejak Wali Kota Semarang Hevearita tersandung kasus dugaan korupsi.

7 Agustus 2024 | 08.00 WIB

Ketua Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Jawa Tengah, Yoyok Sukawi memberikan pernyataan pers seputar Timnas Indonesia U-17 dalam konferensi pers di Media Center Piala Dunia U-17 2023 di Hotel Solia Zigna Solo, Jawa Tengah, Jumat, 17 November 2023.Foto: Istimewa (PSSI)
Perbesar
Ketua Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Jawa Tengah, Yoyok Sukawi memberikan pernyataan pers seputar Timnas Indonesia U-17 dalam konferensi pers di Media Center Piala Dunia U-17 2023 di Hotel Solia Zigna Solo, Jawa Tengah, Jumat, 17 November 2023.Foto: Istimewa (PSSI)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga survei Indo Barometer menunjukkan hasil survei elektabilitas pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Semarang 2024 yang menempatkan Alamsyah Satyanegara Sukawi atau yang akrab disapa Yoyok Sukawi di atas Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu dan Bupati Kendal Dico Ganinduto.

"Awareness pemilih paling tinggi terhadap A.S. Sukawijaya, yakni 16,5 persen disusul Hevearita Gunaryanti Rahayu 11 persen," kata Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari secara daring dalam diskusi bertajuk ‘Membaca Peta Politik Jelang Pilwakot Semarang 2024 Jilid 3’ di Semarang pada Selasa, 6 Agustus 2024 seperti dikutip dari Antara.

Sekretaris Dinas Pemadam Kebakaran Kota Semarang Ade Bhakti Ariawan berada di urutan ketiga dengan 6,3 persen diikuti Dico Ganinduto dengan 2,8 persen dan Krisseptiana (istri mantan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi) sebesar dua persen.

Nama-nama lainnya dalam simulasi terbuka atau top of mind itu, kata dia, meraih kurang dari 2 persen, sedangkan pemilih yang menyatakan tidak tahu atau tidak menjawab sebesar 56.5 persen.

Dalam survei tertutup dengan tiga nama kandidat, elektabilitas tertinggi diraih Yoyok Sukawi yang juga Chief Executive Officer (CEO) PSIS Semarang dengan 50,3 persen. Ita, sapaan akrab Hevearita, berada di tempat kedua dengan elektabilitas 16,3 persen dan Dico 13,0 persen.

"Alasan utama publik memilih calon wali kota adalah karena berpengalaman, kinerjanya bagus atau terbukti, dekat dengan rakyat atau merakyat, hanya nama calon tersebut yang saya tahu dan orangnya baik," katanya.

Qodari menyebutkan survei tersebut dilakukan pada 18 hingga 23 Juli 2024 di 16 kecamatan di Kota Semarang, menggunakan metode multistage random sampling dengan wawancara secara tatap muka. Jumlah sampel pada survei ini sebanyak 400 responden dengan margin kesalahan kurang lebih 4,90 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Peta Politik Kota Semarang Berubah

Adapun pengamat politik Universitas Diponegoro Semarang Teguh Yuwono mengatakan peta politik di Pilkada Semarang 2024 berubah sejak Wali Kota Semarang Hevearita tersandung kasus dugaan korupsi.

"Pengaruhnya sangat besar karena partai tidak akan mengusung orang-orang yang bermasalah. Ketika diusung tentu public trust (kepercayaan publik) pasti turun," katanya.

Menurut dia, pemeriksaan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap Hevearita juga berpengaruh besar bagi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP karena Ita adalah calon petahana yang sebelumnya memiliki peluang besar untuk menang.

Namun Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Undip itu menyebutkan PDIP harus berpikir ulang mengusung jagoannya seiring dengan kasus hukum yang menjerat calon kuatnya tersebut.

"Kalau dari kekuatan, barangkali enggak berpengaruh, tapi kalau figur, sangat besar pengaruhnya karena PDIP saat ini tidak memiliki calon alternatif yang cukup kuat," kata Teguh.

Yoyok Sukawi Diusung Enam Partai Politik

Sebelumnya, enam partai politik menggelar deklarasi untuk mengusung politikus Partai Demokrat, Yoyok Sukawi, sebagai bakal calon Wali Kota Semarang pada Pilkada 2024. Deklarasi berlangsung di Semarang pada Sabtu malam, 27 Juli 2024, yang dihadiri jajaran pimpinan partai politik pengusung di tingkat Kota Semarang.

Keenam parpol yang tergabung dalam Koalisi Semarang Maju tersebut adalah Partai Demokrat, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Nasdem.

"Pilihan untuk mendeklarasikan Mas Yoyok ini sangat tepat. Karena dari survei, kami memantau sejak Oktober 2023 sampai Januari 2024 hanya ada dua nama yang kuat, yakni Mas Yoyok dan inkumben," kata Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PKS Kota Semarang Suharsono seperti dikutip.

Dia mengatakan, dengan mempertimbangkan kelebihan dan kekurangannya melalui proses yang sangat panjang, PKS akhirnya memutuskan mengusung putra mantan Wali Kota Semarang Sukawi Sutarip itu.

Ketua DPD PAN Kota Semarang Sri Mulyono Tatag Anggoro menuturkan awalnya sempat bimbang menentukan arah dukungan pada Pilkada Semarang 2024.

"Namun, ketika sudah dapat rekomendasi untuk mengusung Mas Yoyok, kami hadir di sini full team," katanya disambut sorakan hadirin.

Yoyok Sukawi menyampaikan terima kasih atas kepercayaan parpol koalisi terhadapnya untuk maju sebagai bakal calon Wali Kota Semarang. "Para pimpinan parpol koalisi ini perjuangannya sangat luar biasa. Acara ini tidak datang begitu saja, tetapi melalui proses panjang," katanya.

Menurut dia, setidaknya sudah sejak setahun lalu proses komunikasi dengan pimpinan politik dilakukan hingga Sabtu malam sepakat mengusungnya pada Pilkada Kota Semarang 2024.

"Semarang sudah saatnya maju dan bermartabat. Pelayanannya harus dibersihkan dari korupsi dan pungli, harus diperbaiki dan dikembalikan skala prioritas kebijakan yang mengutamakan rakyat," ujar dia.

Dengan terbentuknya Koalisi Semarang Maju, kata Yoyok, tugas untuk memperjuangkan perbaikan Kota Semarang dimulai seiring dengan deklarasi tersebut.

Pada kesempatan itu, dilakukan pula penandatanganan kesepakatan oleh masing-masing pimpinan parpol Koalisi Semarang Maju serta pemberian secara simbolis bendera pataka koalisi. Sukawi Sutarip turut hadir dalam deklarasi tersebut.

JAMAL ABDUN NASHR | ANTARA

Pilihan editor: Kehadiran KIM Plus dan Potensi Anies Baswedan Kehilangan Dukungan Partai di Pilgub Jakarta

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus