Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Difabel

Yuk, Simak Kelas Makeup buat Tunanetra

Makeup artist Bintari Rahmanita dan vlogger makeup tunanetra Carina Amagia berbagi ilmu kecantikan dengan difabel netra.

25 September 2019 | 12.44 WIB

Ilustrasi mengguakan eyeliner. Unsplash/Matt Seymour
Perbesar
Ilustrasi mengguakan eyeliner. Unsplash/Matt Seymour

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Mengaplikasikan makeup bagi difabel netra merupakan tantangan tersendiri. Makeup artist yang menjadi instruktur dalam kelas makeup bagi tunanetra, Bintari Rahmanita mengatakan bagian yang paling sulit diterapkan adalah cara menggunakan bulu mata.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Tapi di kelas ini, saya hanya menginstruksikan dan peserta sudah bisa memakai sendiri," ujar Bintari dalam kelas makeup bagi tunanetra di Wisma Tempo Sirnagalih, Bogor, Sabtu, 21 September 2019. Pada kesempatan itu, Bintari mengajarkan langkah-langkah mengaplikasikan makeup bagi tunanetra.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Materi pertama yang diberikan adalah pengenalan alat bantu makeup, seperti kuas, busa perata atau spons, dan penjepit bulu mata. "Ada tiga macam kuas yang diperkenalkan dengan cara memegang kuasnya, pertama kuas untuk meratakan bedak, kuas untuk menyapukan blush on, dan kuas untuk membentuk garis hidung," ujar Carina Amagia, tunanetra yang sedang merintis video blog kecantikan.

Bintari mengenalkan busa perata atau spons yang terdiri dari empat jenis. Menurut Carina, spons yang paling unik adalah beauty blender karena berbentuk seperti telur dan tekstur yang membal.

Selain peralatan kecantikan, Bintari juga mengenalkan produk makeup seperti pelembap, foundation, hingga pengkoreksi warna kulit dan kontur wajah, hingga warna pensil alis, eye shadow, lipstik dan perona pipi. Lantaran tunanetra tidak bisa mengakses warna, Bintari meminta peserta kelas makeup mencatat label, jenis hingga tingka warna yang berbeda dari setiap tunanetra.

"Ini penting karena warna kulit setiap orang berbeda, maka saya sarankan untuk mencatat jenis makeup serta warna yang sesuai dengan warna kulit," kata dia. Dengan begitu, teman tunanetra tidak repot mencari produk kosmetik di toko.

Yang tak kalah penting adalah bagaimana cara menerapkan produk sekaligus menggunakan alat bantu makeup tadi. Pertama adalah pelembap, kemudian dilanjutkan dengan jenis kosmetik lainnya. Teman tunanetra juga diajarkan teknik mengaplikasikan makeup di beberapa bagian wajah yang sulit, misalnya alis, eye shadow, dan perona pipi.

Bintari menjelaskan, untuk menggambar alis, ada tiga titik yang menjadi pedoman dalam menggoreskan pensil asil. "Pertama bagian dalam cuping hidung, tengah mata, hingga garis berakhir di sudut terluar mata," kata dia.

Dalam mengaplikasikan alis mata ini, sebaiknya jangan terlalu menekan pensil ketika memulaskan di alis. Sebaiknya disapukan secara perlahan agar tidak terlalu tebal. "Kuncinya, jika alis sebelah kanan 4 sampai 5 kali sapuan, maka alis kiri juga diterapkan jumlah yang sama," kata Tari.

Jumlah pulasan yang sama antara bagian kiri wajah dan kanan wajah juga berlaku bagi penerapan pelembap, alas bedak, pengoreksi, perona pipi, eyeshadow, hingga sapuan lipstik di bibir bagian atas dan bibir bagian bawah.

Bintari menjelaskan siapapun bisa tampil cantik, termasuk teman difabel. "Dengan makeup, tunanetra juga dapat akan terlihat segar dan cantik," kata dia seraya mengaku takjub dengan kemampuan Carina menggunakan bulu mata sendiri dan mengaplikasikannya dengan baik.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus