Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Izha Mahendra mengatakan para tokoh dalam Ijtim Ulama ikut menyusun draf tuntutan aliansi politik untuk Calon Presiden Prabowo Subianto. "Yang menyusun ada Munarman (juru bicara Front Pembela Islam) dan beberapa ulama lainnya alumni 212," kata Yusril kepada Tempo pada Jumat, 9 November 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Salinan draf Aliansi Keumatan ini diterima Tempo pada Kamis malam, 8 November. Di dalamnya termuat lima hal tentang komitmen kerja sama partai koalisi untuk Pemilu 2019. Salah satunya disebutkan bahwa partai harus saling membantu untuk mendapatkan suara minimal 4 persen sesuai dengan ambang batas parlemen.
Menurut Yusril, draf Aliansi Keumatan tersebut juga diketahui oleh imam besar FPI, Rizieq Shihab. Para ulama penyusun draf ini sudah melaporkannya kepada Yusril sesaat setelah Prabowo menerima.
Kala itu, Yusril menunggu draf dibahas di level ketua-ketua umum partai dan jajaran pemimpin koalisi. Namun, ia tak kunjung memperoleh respons. "Saya bilang, silakan dibahas tapi jangan lama-lama. Saya enggak bisa menunggu lama," kata Yusril.
Di masa penantian pembahasan draf Aliansi Keumatan, Yusril sempat menanyakannya kepada Sandiaga Uno tentang perkembangannya. Namun, nihil. Sandiaga, kata Yusril, mengaku belum tahu soal kelanjutan draf tersebut.
Yusril mengatakan telah mendapatkan desakan dari para ulama untuk menyatakan dukungan kepada Prabowo dalam pemilihan presiden atau Pilpres 2019. Namun, ia merasa, dengan ketidakjelasan pembahasan draf ini, upayanya untuk mendukung Prabowo tak berbalas. "Daripada saya ditanya-tanya terus soal dukungan, ya saya katakan ini," katanya. Yusril mengaku tak bisa terus-terusan mendukung bila partainya tak ikut diuntungkan dalam Pilpres 2019.