Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Prelude

Arsip

23 April 2007 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO, 5 Desember 2004

DI ambang siang, sekitar 11.30, Selasa, 7 September, kantor The Indonesian Human Right Monitor di Jalan Diponegoro 9, Jakarta, masih sepi. Hanya terlihat beberapa anggota staf pendukung di kantor yang lebih dikenal dengan nama Imparsial itu. Telepon berdering. Seorang anggota staf pria buru-buru mengangkatnya.

"Halo, apakah benar ini kantor Bapak Munir?" tanya lelaki penelepon. Anggota staf itu membenarkan. Penelepon, yang mengaku sebagai karyawan maskapai penerbangan Garuda Indonesia, mengabarkan kabar buruk: Munir, pendiri dan direktur eksekutif kantor itu, telah meninggal dunia.

Merasa penasaran, Sekretaris Imparsial Poengky Indarti menghubungi Sri Rusminingtyas, sahabat Munir yang akan menjemput di Bandara Schiphol, Amsterdam, Belanda. Benar saja, Cak Munir mendarat dalam keadaan tanpa nyawa. Esok harinya, polisi Belanda menghubungi istri Munir, Suciwati, di Jakarta. Mereka meminta persetujuan Suci untuk mengotopsi jenazah Munir. Polisi Belanda itu berjanji bahwa ibu dua anak Munir ini yang pertama akan mendapatkan hasil otopsi.

Saat bertemu dengan polisi Belanda, Suci sudah berpesan agar hasil otopsi diserahkan kepada Leo Fontijne, pria Belanda suami Sri Rusminingtyas. "Saya khawatir, kalau dikirim ke Indonesia, tidak nyampe ke tangan saya,” katanya. Kekhawatiran Suci terbukti. Jangankan hasil otopsi, keberadaan berkas itu saja baru belakangan diketahuinya.

Sedari awal, penanganan kasus ini memang sudah mengundang prasangka. Setelah pengadilan membebaskan tersangka utama Pollycarpus, kini polisi membidik sejumlah tersangka baru, termasuk bekas Direktur Utama Garuda Indra Setiawan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus