Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Prelude

ICMI = Cina Miskin?

15 Maret 1999 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MENYAKSIKAN acara Pro dan Kontra yang ditayangkan oleh Televisi Pendidikan Indonesia (TPI), Kamis, 11 Februari 1999, yang menghadirkan K.H. Abdurrahman Wahid dan Achmad Tirtosudiro, sebagai rakyat kecil, saya tergugah.

Pertama, diucapkan oleh Gus Dur bahwa ICMI, yang diwakili oleh Bapak Achmad Tirtosudiro, tidak memahami hati nurani rakyat. Bagi rakyat biasa yang bukan anggota partai politik ataupun anggota ICMI, ucapan Gus Dur itu jelas keliru. Tapi, kalau yang dimaksud dengan "rakyat" itu adalah warga NU, barangkali ada benarnya.

Menurut saya sebagai rakyat, justru pemikiran ICMI lebih sejalan dengan nurani rakyat daripada pemikiran (baca: ucapan-ucapan) Gus Dur. Dan di masyarakat, orang yang beranggapan seperti ini sangat meluas, kecuali barangkali di kalangan NU sendiri. Saya takut, kalau saja kesan ini representatif, alangkah kasihannya Gus Dur. Ternyata, dia telah salah menangkap hati rakyat.

Kedua, ucapan Gus Dur di televisi, yang tentunya disimak oleh banyak orang, bahwa ICMI adalah akronim dari "Ikatan Cina Miskin Indonesia", merupakan suatu penghinaan. Di ICMI, sangat banyak orang yang dihormati masyarakat. Karena itu, sebagai tokoh agama, yang konon punya jutaan pengikut, ucapan Gus Dur tersebut sungguh tidak pantas.

Ketiga, apa yang pernah dikatakan oleh M. Dawan Rahardjo bahwa Gus Dur itu adalah "kapal perusak" tampaknya memang benar. Kesukaannya yang ingin dilihat lain daripada yang lain itu tidak lagi didasarkan pada kehendak orang banyak, tapi lebih pada kepentingan pribadi.

Sejarah sudah banyak membuktikan, kejatuhan seorang tokoh sering tidak terduga. Dan itu bukan karena yang bersangkutan demikian jahat, melainkan justru karena dia dianggap sebagai "malaikat" sehingga orang di sekitarnya merasa terlalu naif untuk mengingatkannya.

Saminuddin B. Tou
Desa Gue Gajah,
Banda Aceh

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus