FAKSIMILE empat halaman dari Pusat Prestasi Indonesia (PPI) bekerja sama dengan International Achievement Foundation, ditandatangani oleh Fernita Hidayat, menyatakan saya berhak memperoleh Indonesia Entrepreneur of the Year, Young Entrepreneur of the Year, dan The Best CFO (2003), lengkap dengan lampiran fotokopi sambutan Menteri Negara Riset dan Teknologi, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, dan Gubernur DKI. Wow, asyik…!
Tapi, seperti yang sudah saya duga, lalu ada lampiran dukungan penyelenggaraan yang ditetapkan minimal Rp 3 juta, yang harus saya bayar di muka, termasuk satu tiket gratis dan boleh menonton hiburan tanggal 7 Februari 2003 di Grand Ballroom Hotel Mandarin.
Kreativitas dan ”usaha” boleh-boleh saja. Hanya, mbok ya pilihlah modus yang rada canggih dan orisinal. Kalau seperti ini, tingkat RT juga mampu. Wawancara saja tidak pernah. Kalau sambutan para pejabat itu bukan ”aspal”, menyedihkan orang setingkat menteri, Menristek lagi, bisa memberikan rekomendasi atas nama peningkatan SDM.
Kita terpuruk justru oleh berhala seperti ini; IQ tinggi tapi malas, gelar akademik diperoleh semudah mengangkat lilin di klub malam, dan tidak punya misi karena dasar penilaian sikap korup semata. Sebagai politikus, itu pun yang kelas amburadul, mungkin masih bisa dimaafkan. Tapi, sebagai katalisator dan dinamisator ilmu dan pengetahuan di negara yang indeks SDM-nya sudah di bawah Vietnam ini, mohon jangan, dong.
SARTONO MUKADIS
Jalan Pinang Kalijati 16
Pondok Labu, Jakarta