Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Prelude

Jenderal Polisi Pembina Ormas

30 Januari 2017 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Setujukah Anda dengan tuntutan FPI agar Kapolda Jawa Barat mundur?
Ya
59,5% 3.097
Tidak
31,5% 1.637
Tidak Tahu
9% 471
Total (100%) 5.205

Bentrok antara Front Pembela Islam dan Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) pertengahan Januari lalu menyeret nama Kepala Kepolisian Daerah Jawa Barat Inspektur Jenderal Anton Charliyan. Posisinya sebagai pembina organisasi kemasyarakatan GMBI berbuntut panjang dengan munculnya tuntutan agar Anton dicopot.

Awal kerusuhan bermula ketika dua ormas itu terlibat bentrok di depan gerbang Markas Polda Jawa Barat, Kamis, 12 Januari lalu. Kedua kelompok itu hadir dengan kepentingan yang berbeda. Ratusan anggota FPI yang mayoritas menggunakan pakaian putih hadir untuk mengawal imam besarnya, Rizieq Syihab, yang tengah menjalani proses pemeriksaan kasus dugaan penghinaan simbol negara. Sedangkan GMBI, Buah Batu Corps, dan Jaring datang untuk menuntut polisi agar Rizieq diproses hukum.

Satu hari setelah pemeriksaan, terjadi aksi pembakaran markas GMBI pada diniharinya. Aksi itu diduga disulut oleh informasi yang membesar-besarkan bentrok antara FPI dan GMBI. "Ada informasi yang disebarkan bahwa ada anggota FPI yang ditusuk dan ditawan oleh ormas," ujar juru bicara Kepala Polda Jawa Barat, Komisaris Besar Yusri Yunus. Polisi menangkap 20 orang yang diduga pelaku pembakaran tersebut. Selain di Bogor, markas GMBI di Tasikmalaya dan Ciamis menjadi bulan-bulanan massa. Di dua tempat tersebut, massa melempari markas GMBI dengan batu.

FPI kemudian meminta Kepala Kepolisian RI Jenderal Tito Karnavian mencopot jabatan Anton Charliyan. Anton disebut-sebut memprovokasi anggota GMBI untuk menyerang saat Rizieq diperiksa. Rizieq juga membawa kasus itu ke Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat.

Komisi Kepolisian Nasional mengecam terjadinya kekerasan di antara dua kelompok itu. Anggota Kompolnas, Bekto Suprapto, mendesak Anton segera melepas jabatannya di GMBI untuk menghindari potensi benturan kepentingan dalam mengusut kasus FPI. Bekto berharap fungsi deteksi dini kepolisian berjalan lebih optimal.

Hasil jajak pendapat di Tempo.co menunjukkan sebagian besar responden mendukung langkah FPI terhadap Kepala Polda Jawa Barat.

Indikator Pekan Ini

Perlukah penggemblengan dengan kekerasan diterapkan dalam kegiatan di perguruan tinggi?www.tempo.co.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum