Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
* Tokoh pendiri dan pemrakarsa lahirnya Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Prof. Drs. Lafran Pane, 78 tahun, Kamis pekan lalu meninggal dunia di RS Sardjito, Yogyakarta. Sejak Selasa malam pekan lalu, almarhum dirawat di situ karena mengalami stroke tiba-tiba. Almarhum meninggalkan seorang istri, dua anak, dan lima cucu. Sekitar 200 orang pentakziah tampak melayat di kediaman almarhum, di kompleks perumahan dosen IKIP Mrican, Yogyakarta. Dari rumah duka, jenazah guru besar IKIP Yogyakarta dan dosen Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta itu dibawa ke kampus pusat UII untuk disembahyangkan setelah salat Jumat. Usungan jenazah kemudian diberangkatkan ke kompleks pemakaman Karangkajen, Yogyakarta. Di tempat inilah, Lafran Pane dimakamkan. Selesailah perjalanan hidup anggota DPA sejak 14 Agustus 1988, yang di masa mudanya -- 44 tahun lalu -- mencetuskan pendirian HMI ini. Organisasi ekstrakurikuler mahasiswa Islam itu didiriksn Lafran pada November 1946, bersama 14 orang temannya. Waktu itu, Lafran berusia 23 tahun dan masih di tingkat pertama Sekolah Tinggi Islam (kini UII) Yogya. Boleh dibilang, semangat Lafran mendiriksn HMI tak lepas dari sikapnya yang radikal dan sosok pribadinya yang keras. Barangkali ini juga lantaran tempaan hidup yang pernah dialaminya, sekaligus latar belakang hidupnya di masa kecil. Pendidikan formalnya di tingkat dasar terputus-putus. Bahkan sering pindah sekolah, kendati pendidikan agama tak pernah dilupakannya. Anak keenam dari keluarga tokoh Partindo, Sutan Pangurabaan Pane, yang lahir di Kampung Pangurabaan, Sipirok, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, pada 12 April 1923 itu malah pernah pula hidup menggelandang di sepanjang jalan kota Medan. Setelah diboyong dua kakak kandungnya, sastrawan Pujangga Baru Armijn Pane dan Sanusi Pane, ke Jakarta, Lafran sempat berkumpul dengan gang remaja Zwarte Bente di kawasan Senen. Figur Lafran itu sudah dianggap menyatu dengan identitas HMI. "Beliaulah yang selalu mengingatkan jika dinamika anggota HMI mulai keluar dari garisnya. Ya, memang beliau yang tahu persis sosok HMI sebenarnya," kata Ketua Umum PB HMI, Ferry Mursidan Baldan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo