Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
BAYANGKAN jika 237 partai baru yang didaftarkan di Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia semuanya boleh ikut pemilihan umum. Seberapa tebal surat suara yang harus dicoblos pemilih? Berapa banyak tanda gambar dan bendera partai yang harus diingat pemilihnya? Dan berapa lama orang berada di bilik suara untuk mencari tanda gambar partai pilihannya? Pusing, tapi inilah ?ongkos? belajar berdemokrasi.
Memang, belum tentu semua dari 231 partai?dan partai yang mendaftar kemudian?akan ikut pemilu. Tapi benarkah munculnya ratusan partai baru ini membuat rakyat punya harapan bahwa nasib mereka akan berubah? Sayangnya jawabannya: tidak?paling tidak menurut responden majalah ini.
Sekitar 63,3 persen responden sama sekali tidak memiliki harapan dengan munculnya ratusan partai baru itu. Alasannya sederhana saja, jangankan partai yang baru, partai yang ada saja?yang kini mesra dengan kekuasaan?nyaris tak bergigi dalam memperjuangkan kepentingan rakyat. Selain itu, makin banyak jumlah partai yang berdiri malah membuat mereka bingung.
Kalaupun ada sebagian responden yang menaruh harapan pada partai baru, alasannya agak berbau ?untung-untungan?. Apa itu? Siapa tahu di antara sekian banyak partai itu ada yang mau berjuang untuk rakyat. Ini semacam mengharapkan munculnya ?Ratu Adil? yang dipercayai sebagian orang akan mendatangkan keselamatan dan kesejahteraan.
Di kepala responden, hadirnya partai-partai baru dianggap hanya alat yang dipakai para pendiri dan aktivisnya untuk masuk ke dalam pusaran politik nasional. Selain itu, responden menganggap, banyak partai baru lahir karena kekecewaan terhadap partai lama.
Meski demikian, di mata responden, hal ini bukan berarti pintu sudah tertutup. Bila partai baru ingin mendapat simpati, semestinya partai itu harus berani melepaskan unsur suku, ras, agama, dari dalam tubuhnya, mampu memberikan solusi, dan tidak mengekor partai besar yang ada. Namun, yang terpenting semestinya sebuah partai politik lahir karena rakyat memang membutuhkan, bukan kemauan pendirinya semata.
Apakah Anda masih menaruh harapan dengan partai-partai politik baru? | |
Ya | 63,37% |
---|---|
Tidak | 36,63% |
Jika ?ya?, mengapa? | |
Dari sekian banyak,pasti ada yang benar-benar berjuang untuk rakyat | 39,15% |
Partai baru bisa mewadahi kepentingan dan aspirasi rakyat | 35,45% |
Merupakan bentuk makin demokratisnya negeri kita | 31,22% |
Partai-partai baru bisa menghindari dominasi partai tertentu | 27,51% |
Jika ?tidak?, apa alasan Anda? | |
Partai yang ada saja nyaris tidak berjuang untuk kepentingan rakyat | 46,18% |
Makin membingungkan | 45,26% |
Sekarang saja jumlah partai sudah kebanyakan | 33,33% |
Partai baru hanya bentuk emosional pendirinya yang kecewa pada partai lamanya | 23,24% |
Menurut Anda, sebenarnya apa yang menyebabkan orang ramai-ramai mendirikan partai baru? | |
Ingin masuk dalam pusaran politik nasional | 43,99% |
Kecewa pada partai lamanya | 38,37% |
Benar-benar ingin memperjuangkan kepentingan rakyat | 32,75% |
Semata karena idealisme dari ideologi yang dianutnya | 31,78% |
Bagaimana partai baru menarik simpati pendukungnya? | |
Partai lahir dari kebutuhan rakyat, bukan keinginanpendirinya | 53,29% |
Lepas dari unsur suku, ras, agama, dan antargolongan (SARA) | 37,02% |
Menampilkan wajah yang teduh tapi mampu memberikan solusi | 36,24% |
Tidak mengekor atau meniru nama partai besar yang sudah ada | 34,11% |
Metodologi jajak pendapat :
Jajak pendapat ini dilakukan oleh Majalah TEMPO bekerja sama de-ngan Insight. Data diambil dari 516 responden di lima wilayah DKI pada 31 Desember 2002 hingga 2 Januari 2003. Taksiran parameter dari kesalahan sampel (margin of error) diperkirakan 5 persen. Penarikan sampel dikerjakan melalui metode acak bertingkat (multistage random sampling) dengan unit kelurahan, RT, dan ke-pala keluarga. Pengumpulan data dilakukan lewat kombinasi antara wawancara tatap muka dan wawancara melalui telepon.
Independent Market Research
Tel: 5711740-41, 5703844-45 Fax: 5704974
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo