Pelantikan

Mantan wartawan dan pengamat militer senior, Salim Said, Rabu (18/10) lalu dilantik menjadi Duta Besar Indonesia untuk Cek. Bersama dia, juga dilantik 23 duta besar lain, di antaranya Junus Effendie Habibie (adik mantan presiden B.J. Habibie), Jusuf Anwar (mantan Menteri Keuangan), dan Andung A. Nitimihardja (mantan Menteri Perindustrian). "Saya berangkat awal November," ujar Salim Said saat dihubungi Tempo sehari setelah dilantik.

Awalnya, Salim ditawari menjadi duta besar untuk Swedia, namun di DPR, posisi untuk Salim diubah menjadi Cek. Ia mengaku senang karena punya banyak teman di Eropa Barat. Selain itu, "Cek tempat yang indah." Apalagi, pria kelahiran Pare-pare, Sulawesi Selatan, ini telah lama jatuh cinta pada negeri ini. "Sejak nonton film Student of Prague saat mahasiswa," katanya.

Sebelum meninggalkan Indonesia, akan meluncurkan dua buku barunya, Legitimizing Military Role dan Suharto's Armed Forces.

TerpilihKomaruddin Hidayat, 53 Tahun

Prof Dr Komaruddin Hidayat terpilih menjadi Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Ia menggantikan Prof Dr Azyumardi Azra yang telah menjabat dua periode berturut-turut.

Pria asal Muntilan, Jawa Tengah, ini mengalahkan dua kandidat lain, Maskur Abdillah dan Suwito, dalam pemilihan oleh anggota Senat, 17 Oktober lalu. Komaruddin mengantongi 61 suara dari 80-an anggota Senat yang hadir.

Komaruddin berjanji akan memprioritaskan beberapa kebijakan, antara lain, "Melakukan advokasi ke madrasah dan pesantren yang selama ini terpinggirkan." Komarruddin bertekad akan menjadikan UIN sebagai rujukan penting. "Sebagai jendela untuk melihat islam di Indonesia," ujar bapak dua putri ini.

Komaruddin pernah nyantri di Pondok Pesantren Pabelan, Magelang, Jawa Tengah. Ia kemudian masuk IAIN Jakarta. Gelar master dan doktor dia peroleh dari Middle East Technical University di Ankara, Turki. n

"Ini bukan kecolongan. Di Jakarta saja yang banyak polisi lalu lintas, tetap saja ada pelanggaran lalu lintas." -Juru bicara Polri Komisaris Besar Bambang Kuncoko, Rabu dua pekan lalu, membantah tuduhan bahwa polisi telah kecolongan dalam kasus penembakan Pendeta Irianto Kongkoli di Poso.

"Kalau tangannya satu, yang ditangani banyak, kan repot." -Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus Hendarman Supandji, Selasa dua pekan lalu, mengaku kewalahan menangani kasus pengalihan aset PRJ Jakarta.

TEMPO DOELOE

30 Oktober 1910Penggagas Palang Merah Internasional, Henry Dunant, meninggal dalam usia 82 tahun. Dunant lahir di Jenewa, Swiss, pada 1828. Ketika berusia 73 tahun dia mendapat penghargaan Nobel Perdamaian.

31 Oktober 1983Perdana Menteri India Indira Gandhi tewas terbunuh dalam aksi teror yang dilakukan dua pengawalnya. Aksi itu dipicu oleh instruksi Indira Gandhi yang memerintahkan tentara menyerang Kuil Emas di Punjab. Kuil itu dijadikan markas para pengikut Sikh yang menginginkan Punjab sebagai negara merdeka.

1 November 1918Imperium Austria-Hungaria terpecah setelah kalah dalam Perang Dunia Pertama. Masing-masing membentuk pemerintahan republik. Pada abad ke-19 sampai awal abad ke-20, imperium ini merupakan salah satu kekuatan besar di Eropa.

2 November 1949Indonesia dan Belanda menandatangani kesepakatan dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag. Belanda bersedia melakukan perundingan setelah agresi keduanya tahun 1948 dikecam dunia internasional.

3 November 1839Perang heroin antara Cina dan Inggris meletus. Pertempuran ini dipicu oleh gencarnya perdagangan heroin yang menjadikan wilayah Cina sebagai jalur utama. Pemerintah Cina marah karena banyak warganya yang kecanduan, dan mulai menghancurkan peti-peti heroin milik Inggris.