BAGI kami, sebagian dari reputasi TEMPO dipertaruhkan di kulit muka. Kulit muka yang berhasil bagi kami suatu hiburan tersendiri. Meskipun cara mengerjakannya cukup rumit dan menegangkan (karena dikejar waktu), TEMPO sudah telanjur kepingin: enak dibaca, sedap dilihat, dan perlu. Maka, kami bangga benar ketika mendengar bahwa TEMPO pekan lalu mendapatkan piala dalam suatu pertemuan penerbitan majalah se-Asia yang diselenggarakan di Singapura. Kulit muka TEMPO terbitan 18 Januari 1986 yang menampilkan wajah Pemimpin Libya Qadhafi yang sedang merobek bendera Amerika -- dengan wajah Reagan bertopi koboi membayang d belakangnya -- dinyatakan sebagai kulit muka terbaik di antara 250 kreasi yang datang dari 13 negara di Asia. Para juri, dari Amerika, Inggris, dan Jepang, memuji benar hasil karya Oentharto berdasarkan desain ciptaan S. Prinka ini. Tak banyak diketahui, bahwa Prinka, sarjana dari ITB yang sejak 1976 menjadi redaktur tata muka TEMPO ini, juga pembuat logo terkenal di luar TEMPO, antara lain logo pertemuan atletik Asia 1985. Oentharto, kita kenal karya-karya airbushnya di TEMPO, untuk beberapa waktu adalah mahasiswa IKJ -- tempat Prinka juga mengajar. Dalam pidato ringkas di Singapura, waktu menerima Awards yang pertama kalinya diberikan dalam forum First Asian World Publishing Congress ini, Pemimpin Redaksi TEMPO Goenawan Mohamad mengatakan bahwa kehormatan yang diberikan kepada TEMPO juga berlaku untuk dunia penerbitan media di Indonesia, yang, kata Goenawan, "merupakan daerah yang tak dikenal" bagi banyak hadirin malam itu, yang datang dari negeri-negeri Asia, Australia, dan Timur Tengah juga Amerika dan Eropa Barat. Dari pengamatan sekilas di Singapura pekan lalu itu, penampilan majalah-majalah Indonesia cukup menonjol. Dalam mutu cetak kita memang masih lemah -- kurangnya tenaga mahir tampak -- tapi dalam desain, kita berada di antara yang terbagus. Sayang, majalah-majalah Indonesia tak banyak diketahui, karena beredar terutama untuk pembaca bangsa sendiri, dengan bahasa kita sendiri. Adapun majalah yang pekan lalu dinyatakan sebagai The Magazine of the Year adalah mingguan berbahasa Inggris yang terbit di Hong Kong, The Far Eastern Economic Review. Salah satu unsur yang mendukung kemenangannya adalah mutu penulisannya. Dalam hal mutu penulisan itu, majalah yang sedang Anda baca ini tak bisa dinilai, sebab para juri memang tak bisa membaca dalam bahasa Indonesia.... Toh piala untuk kulit muka itu (gambarnya Anda lihat di atas) merupakan satu hadiah penting buat ulang tahun TEMPO, bukan? Pembaca yang setia, dengan nomor ini kita memasuki tahun ke-17.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini