Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Anda, seriuskah Mabes Polri mengungkap kasus penyerangan air keras terhadap penyidik KPK, Novel Baswedan?
|
||
Ya | ||
16,2% | 179 | |
Tidak Tahu | ||
7% | 77 | |
Tidak | ||
76,8% | 851 | |
Total | (100%) | 1.107 |
Kasus penyerangan terhadap penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi, Novel Baswedan, masih buram. Kepolisian belum menemukan titik terang ihwal identitas pelaku. Sebelumnya, kepolisian memeriksa beberapa orang, termasuk Miko Panji Tirtayasa-diduga sebagai pelaku penyerangan. Namun Miko punya alibi kuat. Miko ditangkap pada Selasa dua pekan lalu. Ia sempat dianggap sebagai potential suspect penyerangan terhadap Novel. Kecurigaan itu muncul karena Miko pernah membuat video yang dimuat di YouTube. Isinya, dia mengaku mendapat tekanan dari Novel Baswedan saat menjadi saksi dalam kasus suap sengketa pemilihan kepala daerah yang melibatkan Akil Mochtar. "Kami akan mulai lagi dengan orang-orang yang ada potensi motif," kata Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Raden Prabowo Argo Yuwono, Jumat dua pekan lalu. Untuk memantau kinerja kepolisian tersebut, Komisi Nasional dan Hak Asasi Manusia membentuk tim pencari fakta gabungan dengan Lembaga Bantuan Hukum Jakarta dan Pengurus Pusat Muhammadiyah. Sambil menunggu hasil penyelidikan polisi, tim ini akan mengumpulkan data, informasi, dan fakta dari berbagai sumber. "Sejauh ini kami sudah menemui sejumlah saksi dan meninjau tempat kejadian perkara," ujar anggota Komnas HAM, Siane Indriani, di kantornya di Jakarta Pusat, Selasa pekan lalu. Siane dan timnya akan bertemu dengan pimpinan KPK dan Kepolisian secepatnya untuk berkoordinasi dan menyerahkan data yang telah diperoleh. Dia berharap kepolisian bisa segera mengusut tuntas penyerangan tersebut agar kejadian seperti ini tak terulang. Anggota Komnas HAM, Hafid Abbas, menyuarakan harapan publik agar kepolisian dapat memberikan perkembangan yang signifikan atas kasus penyerangan Novel. "Kasus ini sudah berjalan lebih dari satu bulan tanpa perkembangan yang berarti," ujarnya. Juru bicara KPK, Febri Diansyah, menambahkan belum menerima informasi lagi tentang perkembangan kasus Novel dari kepolisian. Novel diserang dua orang tak dikenal pada 11 April 2017. Saat itu ia baru selesai menjalankan salat subuh di Masjid Jami Al-Ihsan di daerah Kelapa Gading, Jakarta Utara. Masjid itu tidak jauh dari rumahnya. Saat Novel berjalan pulang, tiba-tiba dua pria bersepeda motor mendekat. Pria yang membonceng menyiramkan air keras ke wajah Novel. Pelaku kabur dan sampai saat ini belum diketahui identitasnya. Hasil jajak pendapat Tempo.co menunjukkan mayoritas responden sepakat bahwa kepolisian tidak serius mengungkap kasus penyerangan air keras terhadap Novel Baswedan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
Edisi 27 Mei 2017 surat-pembaca surat-dari-redaksi angka kutipan-dan-album kartun etalase event Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Asas jurnalisme kami bukan jurnalisme yang memihak satu golongan. Kami percaya kebajikan, juga ketidakbajikan, tidak menjadi monopoli satu pihak. Kami percaya tugas pers bukan menyebarkan prasangka, justru melenyapkannya, bukan membenihkan kebencian, melainkan mengkomunikasikan saling pengertian. Jurnalisme kami bukan jurnalisme untuk memaki atau mencibirkan bibir, juga tidak dimaksudkan untuk menjilat atau menghamba ~ 6 Maret 1971 Jaringan Media © 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum |