Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Prelude

Salon untuk si bleki

Salon yang ada di jakarta menarik bayaran cukup tinggi. salon menolak jika ada anjing yang tidak sehat dan berketombe. (ils)

1 Maret 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

LUAS ruangan itu 5 x 6 meter. Di tengah-tengah, ada sebuah meja cukup besar. Di atasnya, terdapat gunting berbagai ukuran, pisau pangkas listrik, sisir dari kawat halus, sikat rambut yang biasa terdapat pada salon kecantikan untuk manusia -- dan banyak lagi. Ratman Tarmiji, 22 tahun, menggendong seekor anjing poodle dan mendudukkannya di atas meja tadi. Tak lupa dia mengikatkan rantai anjing itu pada sbuah cantelan yang melekat di meja. Sambil mengelus tubuh si poodle dan membujuknya dengan kata-kata manis, Tarmiji mulai mengambil sikat dan gunting. Sang poodle yang bernama Katia, melonjorkan kakinya dan bulu-bulu kaki itu mulai dirapikan dengan sikat dan gunting Tarmiji. Rupanya, bagi Katia pergi ke salon bukan hal yang baru. Di sudut lain ruangan itu, ada sebuah bak mandi porselen. Seekor anjing jenis chow-chow berbulu coklat, dengan nyaman duduk dalam bak. Betapa tidak, karena isi bak adalah air hangat-hangat kuku, bercampur shampoo wangi dan gosokan-gosokan tangan manusia pada tubuhnya. Membersihkan Kuping Suasana tersebut adalah kesibukan di salon kecantikan khusus untuk anjing di Jalan H. Agus Salim (Jalan Sabang), Jakarta. "Yang banyak pergi ke salon kami adalah anjing dari ras poodle," ujar John Hardjana, pemilik salon kecantikan anjing itu. Ratman Tarmiji adalah karyawan di salon ini. Salon Hardjana baru saja dibuka setahun yang lalu. Tarif komplit, untuk seekor poodle atau chow-chow, Rp 2.500. Sedangkan untuk perawatan kuku atau membersihkan kuping harus ditambah Rp 500 lagi. Salon Hardjana (44 tahun) hanya sanggup menerima 4 ekor anjing sehari -- sebab untuk merawat kecantikan komplit seekor anjing bisa makan waktu 2 atau 3 jam. Sedangkan Hari Susanto, sanggup menerima 6 ekor anjing sehari. Hari (22 tahun), yang sudah berpengalaman 3 tahun memasang tarif rata-rata Rp 4.500 tiap ekor anjing. Salonnya terletak di sebuah toko serba ada di Kebayoran Baru, Jakarta, dengan merek "Hari pet's". Salon Hari juga tampak lebih keren. Bahkan ada kamar periksa segala. Dindingnya berwarna putih, ada bak mandi, dan ruang cukur dibatasi oleh kaca rayban. "Ini agar si anjing tidak manja kalau melihat majikannya menunggu di luar," ujar Hari. Salon anjing yang lain terletak di Jalan Prapanca, Kebayoran Baru, di garasi rumah. Pemiliknya adalah penyayang binatang, terutama anjing, Nyonya W.F. Tiwon Schell. Di sini dipelihara sekitar 15 ekor anjing berbagai ras. Seperti llardjana, Nyonya Tiwon (61 tahun) rupanya membuka salon sekaligus beternalc anjing. Tanpa pasang iklan salon nyonya ini telah berjalan 10 tahun, Nyonya Tiwon menjadi hair stylist anjing pada mulanya hampir tak disengaja. Suatu hari seorang kenalannya orang asing datang kepadanya membawa seekor poodle, sekaligus dengan peralatan pangkas dan berbagai ukuran gunting dan sikat bulu. Dia minta tolong agar Ny Tiwon merapikan bulu-bulu sang poodle yang sudah tidak karuan. Dan nyonya yang telah terbiasa merawat anjing itu, melaksanakan dengan senang hati. Hasilnya cukup bagus. Kemudian berdatangan teman-teman lainnya yang juga mempunyai poodle atau terrier dengan maksud serupa. Akhirnya dia berniat membuka bisnis salon anjing ini, bersamaan dengan masa pensiun sang suami di Departemen Luar Negeri. "Tapi saya hanya mau menerima 2 ekor anjing setiap hari," ujar Nyonya Tiwon, "karena saya harus mengurus rumah tangga. " Tarif salonnya Rp 3.000 per jam. Seekor anjing, kalau mendapat perawatan komplit bisa memakan waktu 2 sampai 3 jam. Walaupun dengan tarif yang terbilang paling mahal, setiap hari Ny. Tiwon selalu sibuk melayani 2 ekor anjing yang disodorkan kepadanya. Perkin Jaya (Perkumpulan Kinologi Indonesia Jakarta) yang mempunyai anggota sekitar 2000 orang dan umumnya non-pri, memperkirakan ada 50 ekor anjing ras yang harus dibawa ke salon untuk dicukur dan ditata kembali bulunya dalam jangka waktu tertentu. Sebaiknya anjing dibiasakan dibawa ke salon sejak ia masih kecil. Paling tidak sebulan sekali cukuplah. Ini anjuran ahli-ahli kecantikan anjing. Di beberapa negara maju, merawat kemolekan anjing bukan hal baru. Bahkan beberapa buku petunjuk tentang itu sudah lama beredar. Buku The All Breed Dog Grooming Guide misalnya, berisi cara-cara komplit bagaimana memandikan, menggunting kuku, merawat anjing tertentu. Dalam buku ini ada 12 macam mode (potongan) standar dengan berbagai variasinya. Buku pinter lainnya ialah poodle Clipping Book, yang berisi tuntunan secara terperinci cara-cara mengurus poodle yang cepat gondrong itu. Buku ini bahkan memuat gambar dengan berbagai model dengan nama sendiri-sendiri. Yang paling digemari di Jakarta misalnya model English Saddle atau oleh para tukang pangkas biasa diindonesiakan jadi model singa. Karena sang poodle dibentuk begitu rupa hingga menyerupai seekor singa. Salon-salon anjing di Jakarta tidak mau melayani anjing yang kotor atau berpenyakit dan berketombe. Sebab misalnya anjing jenis afganer dapat menghabiskan waktu 9 jam untuk mencukur habis seluruh bulunya kalau dalam keadaan kotor. Anjing-anjing yang berpenyakit atau berketombe dianjurkan agar pemiliknya membawanya ke dokter hewan lebih dulu. Jika telah sembuh, baru tubuhnya bisa dipermak di salon. Memelihara anjing berkasta memang mahal. Biaya makannya saja sulit ditandingi oleh biaya menu rata-rata rakyat negeri ini. Tapi ada satu hal, pajak pemasukan dari anjing ini juga kini cukup tinggi. Di Jakarta sejak bulan lalu ditetapkan pajak anjing ras antara Rp 10.000 sampai Rp 20.000 setiap tahun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus