Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Indonesia Surga Ganja
Suatu kali, saya mendapat tugas dari kantor melakukan kunjungan kerja ke Belanda dan beberapa negara Eropa lainnya. Di Negeri Kincir Angin saya berjumpa dengan sejumlah rekan bule untuk sebuah urusan di sebuah kafe. Dalam pertemuan tersebut, saya dibuat tertegun ketika mereka mengaku sangat mengagumi ganja Indonesia. Menurut pengakuannya, ganja Indonesia jauh lebih enak dibanding dari Amerika Latin, meskipun harganya lebih mahal. Saya mengurut dada.
Saya kaget, selama ini saya pikir Indonesia dikenal oleh penduduk dunia sebagai sebuah negara gemah ripah loh jinawi, negeri yang memiliki budaya baik, pemandangan alam indah, dan penduduknya ramah. Namun, sebaliknya, Indonesia ternyata juga dikenal sebagai penghasil ganja jempolan. Bahkan di antara mereka berterus terang kepada saya bahwa mereka sangat menikmati ganja dari Aceh ketika provinsi tersebut dilanda tsunami. Naudzubillah! Mudah-mudahan benda haram tersebut segera diberantas dari republik tercinta ini.
Akmal
Kebon Jeruk,
Jakarta Barat
Kolam Renang Senayan Perlu Renovasi
Negara kita pernah berjaya di bidang olahraga Asia Tenggara dan menjadi "Macan Asia" pada 1960-1970-an. Tapi saya sangat prihatin melihat kondisi lapangan olahraga Senayan, terutama kolam renangnya. Indonesia pernah melahirkan juara renang top di Asia, seperti Lukman Niode, Richard Sam Bera, dan Elfira Rosa Nasution. Mereka merupakan pahlawan bangsa yang pernah dilahirkan dari kolam renang Senayan.
Sayangnya, kondisi ladang tempat mereka dilahirkan itu saat ini sangat memprihatinkan. Saya pernah berenang di tempat para atlet itu berlatih. Aduh, airnya keruh bukan main lantaran mesin penyedotnya rusak. Bahkan kondisi tempat berlatih atlet loncat indah lebih parah. Menurut salah seorang instruktur selam yang melatih anak didiknya di kolam tersebut, mesin penyedot dan filter air sudah tak memadai, sering rusak, sehingga airnya keruh.
Selain kolam, ruang ganti dan tempat bilas kotor sekali. Di tempat bilas, air keran sering mampat. Saya sempat mengelus dada bila di kolam tersebut digelar kejuaraan tingkat Asia. Apakah kita tidak malu kepada negara-negara peserta bila kondisi kamar mandi, tempat bilas, dan ganti pakaian bau pesing sebagaimana saban pekan saya temui. Saya berharap pihak yang memiliki otoritas terhadap kolam renang Senayan segera merenovasinya sehingga menjadi lebih baik dan nyaman untuk berlatih para atlet kita.
Bowo
Kebayoran Baru,
Jakarta Selatan
Iklan Rokok Kian Seronok
Hati saya bergetar ketika menyaksikan iklan rokok yang kian seronok di sepanjang jalan di Jakarta. Iklan tersebut terpampang dalam bentuk baliho, banner, spanduk kecil-kecil di warung kopi, dan umbul-umbul. Pemasang iklan sepertinya tak berpikir bahwa hal tersebut mengganggu banyak orang, termasuk saya.
Salah satu iklan yang saya lihat itu menampilkan gambar orang mengepulkan asap rokok. Meskipun disertai tulisan bahwa merokok dapat membunuhmu dan menampilkan tengkorak manusia, tetap saja iklan tersebut tak elok.
Menurut saya, iklan itu tidak cerdas dan dapat mendorong orang untuk merokok, setidaknya mencoba. Kalau mau beriklan, buatlah seperti iklan-iklan yang tampil di televisi. Mereka memunculkan sejumlah laki-laki sehat, berotot, dan gemar berolahraga. Kendati hal itu kurang saya sukai, setidaknya tidak seronok menampilkan iklan orang merokok di sepanjang jalan.
Agus Suparman
Tanah Abang,
Jakarta Pusat
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo