Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Prelude

Surat Pembaca

15 Oktober 2007 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tanggal Kematian Abdullah Aidit

Dalam Tempo edisi 7 Oktober 2007, halaman 58 (Rumah Tua Mantri Idit), terdapat dua angka berbeda tahun meninggalnya Abdullah Aidit, ayah D.N. Aidit, Ketua Comite Central Partai Komunis Indonesia. Mana yang benar: 1965 atau 1968?

RIWANTO TIRTOSUDARMO Tembok 18, Jakarta Timur

Yang benar 1968. Terima kasih atas koreksi Anda.—Redaksi

Direksi RAPP Tak Sopan

DALAM sebuah rapat dengar pendapat dengan Komisi Kehutanan DPR, beberapa direktur PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) diberitakan diusir oleh ketua sidang. Pasalnya, mereka memakai kaus. Mereka diminta membeli baju yang lebih pantas.

Para anggota direksi RAPP itu sungguhmelecehkan DPR sebagai lembaga negara. Selain tempat wakil rakyat, DPR memegang kekuasaan membuat undang-undang, fungsi legislasi, anggaran, dan pengawasan. Tidak sepantasnya mereka dihina dengan kaus seperti itu.

Sebaiknya para pengusaha atau konglomerat dapat menginstruksikan jajaran manajemennya memiliki sikap yang hormat terhadap lembaga tinggi negara. Semoga peristiwa yang menimpa anak perusahaan Grup Raja Garuda Mas (RGM) itu menjadi pelajaran yang berharga bagi korporasi besar lainnya supaya tidak mengulangi kesalahan fatal yang sama.

BUNGA PRATIWI Koordinator Indonesia Care Group

Kabinet Bayangan Mengada-ada

KOALISI Muda Parlemen Indonesia pada Rabu pekan lalu mengumumkan susunan kabinet bayangan. Isinya 35 anak-anak muda anggota parlemen dari pelbagai partai. Tujuannya mengontrol dan mengawasi kinerja kabinet ”pemerintah resmi”.

Sistem ketatanegaraan RI tidak mengenal apa yang dinamakan ”kabinet bayangan”. Kabinet bayangan hanya ada dalam demokrasi parlementer, bukan presidensial seperti dianut Indonesia.

Pertanyaannya, apakah kabinet bayangan tidak membuat kabur fungsi DPR. Bisa-bisa tugas utama anggota kabinet bayangan ini terbengkalai nantinya. Kalau cuma ingin mengawasi pemerintah, bukankah tugas dan fungsi resmi DPR memungkinkan untuk itu.

Lagi pula, kabinet bayangan harus diisi oleh oposisi, bukan pendukung pemerintah resmi seperti Golkar. Karena itu kabinet bayangan ini belum tentu signifikan dan efektif mempengaruhi kondisi politik. Terlalu mengada-ada.

KISWOYO GUNAWAN Ciomas 24, Bogor

Hemat Renovasi Busway

SAAT ini renovasi jalan bus Transjakarta alias busway mulai dilaksanakan di Jalan Sudirman dan Sisingamaraja. Menurut saya, perbaikan tersebut terlihat terlalu memboroskan biaya. Renovasi itu masih mungkin dihemat dengan beberapa cara:

Cor (untuk jalur memakai beton) tidak perlu penuh satu lajur, tapi cukup bagian pinggirnya saja. Bagian tengahnya (sepertiga lebar jalan) dibiarkan lowong. Sehingga jika sudah selesai busway akan terlihat seperti dua jalur, seperti jalur kereta api.

Dengan cara seperti ini akan banyak biaya bisa dihemat. Paling tidak sepertiga biaya renovasi busway bisa diselamatkan. Ini sekaligus mempersulit mobil pribadi yang masih seenaknya menerobos busway. Uang penghematan bisa dipakai membangun kampung-kampung kumuh.

M. HARYOKO Cilandak Barat, Jakarta Selatan

Hindari Konflik Agama

PADA Ramadan ini umat Islam melaksanakan ibadah puasa dan memperbanyak amal baik. Hikmah puasa tahun ini mudah-mudahan menjadi penggemblengan diri untuk berbuat baik pada bulan-bulan lainnya. Menghindari konflik dengan siapa pun adalah ibadah dan pasti banyak pahalanya.

Kita harus menghindari segala konflik, termasuk konflik berbau agama, karena dampaknya sangat mengerikan dan merugikan persatuan dan kesatuan bangsa. Konflik agama adalah konflik yang paling berbahaya dan merugikan baik dari sisi sosial, politik maupun ekonomi, seperti di Poso dan Ambon.

Dibandingkan konflik Aceh, yang merupakan konflik antara negara dan masyarakat, konflik Ambon menelan korban jiwa dan menimbulkan gelombang pengungsi yang lebih banyak. Konflik agama di Ambon dan di Poso dibangun karena adanya pemahaman keliru bahwa pembunuh dan yang dibunuh bisa masuk surga. Ini terlalu mengobral surga.

Pemerintah daerah mudah-mudahan bisa menjaga perdamaian dan menghindari konflik yang berhubungan dengan agama. Caranya, penuhi kesejahteraan rakyat.

PRIBADI SANTOSA Ciomas, Bogor

Pekerja Asing di Aceh

Setelah tsunami dan gempa di Aceh, keberadaan tenaga kerja asing dan sukarelawan sangat diperlukan, meskipun banyak yang memanfaatkan situasi untuk kepentingan tertentu. Namun setelah MOU Helsinki dan era pemerintahan Gubernur Irwandi Yusuf, keberadaan NGO dan tenaga kerja asing patut dicurigai karena mungkin saja ada agenda tersembunyi.

Pemerintah harus bertindak tegas terhadap tenaga kerja asing ilegal di Aceh, karena keberadaannya sangat merugikan. Masyarakat sudah resah dengan kegiatan orang asing di Aceh. Bahkan ada yang menjadi penasihat Gubernur NAD Irwandi Yusuf. Patut juga diwaspadai kegiatan NGO dan orang asing di Aceh merupakan agen intelijen asing yang menginginkan hancurnya NKRI.

Sebaiknya pemerintah tegas mengawasi kegiatan orang asing tersebut. Penggunaan fasilitas lapangan terbang milik TNI AU untuk kegiatan NGO dan orang asing sebaiknya dipindah ke lapangan terbang komersial, agar imigrasi bisa mengawasi lalu lintas orang asing masuk dan keluar Indonesia.

CUT ANGGI Bogor

Pantau Daerah Rawan Konflik

MENJELANG Lebaran biasanya keamanan difokuskan pada arus mudik, sehingga pemantauan kasus terorisme dan separatisme menjadi lemah. Peluang ini bisa dimanfaatkan oleh mereka untuk beraksi.

Pemerintah menjelaskan bahwa pengamanan di Aceh, Papua, dan Maluku relatif kondusif. Meski demikian, pemerintah tetap mengawasi keamanan daerah tersebut. Antisipasi dan kewaspadaan itu dilakukan untuk mencegah aksi separatisme dan pelanggaran di perbatasan.

Saya berharap aparat keamanan tidak lengah dan selalu waspada, karena bahaya teror dan aksi gerakan separatis siap mengancam negeri ini.

DINI KINANTHI Jalan Raya Lenteng Agung Gang 100 Jakarta Selatan

Reformasi ala Rasulullah

KETELADANAN seorang pemimpin sangat diperlukan sebagai panutan. Keteladanan tersebut akan muncul ketika seseorang sukses menjalankan perannya di tengah masyarakat. Salah satu tokoh penting yang jadi teladan adalah Rasulullah.

Karena itu tidak berlebihan jika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta bangsa ini mencontoh reformasi ala Rasul. Jika berkaca pada Rasul, kunci suksesnya adalah kesabaran. Sabar melakukan langkah-langkah konstruktif secara bertahap dan berkelanjutan.

Langkah ini penting untuk memelihara semangat masa lalu dan mengambil yang baik dari nilai-nilai baru. Dunia pun menyaksikan sebuah peradaban besar sebagai buah dari kesabaran dan kegigihan, dan kelanjutan optimisme antargenerasi.

Apakah kita sudah melakukan itu? Jawabannya ada pada kita. Umat Islam yang mayoritas harusnya bisa menjadi pionir perubahan itu.

HABIBAH THAIBAH Cilincing, Jakarta Utara

Macet karena Perbaikan

SUDAH setengah bulan lebih selokan di jalur jalan Bintaro hingga Tanah Kusir diperbaiki. Ini bagus agar selokan di sepanjang jalan itu tidak mampet dan bau. Masalahnya, pengerjaannya sering berantakan.

Para pekerja seenaknya menaruh tanah galian di pinggir jalan. Keruan saja jalur yang sudah sempit itu kian mengkeret saja. Dampaknya, jalan yang menghubungkan Ciledug, Serpong, dan Bintaro ke Kebayoran Lama dan Pondok Indah macet berkepanjangan.

Tanpa ada proyek perbaikan saja jalur di pasar Bintaro itu sudah dibuat mengular karena melewati lintasan kereta api yang sempit. Belum lagi ulah sopir angkutan umum yang mengetem ria sembarangan.

Kondisi ini berlarut. Ketika saluran air selesai, pekerja menaruh separator yang sedang dipasang menjorok ke bahu jalan. Saya harap dinas yang punya hajat ini melaksanakan proyeknya dengan meminimalkan kemacetan yang bikin pusing kepala.

MUHAMAD N. Pondok Karya, Bintaro

Macet karena Galian

KENAPA trotoar di Jakarta begitu sering digali? Pembangunan proyek infrastruktur air, listrik, saluran telekomunikasi, bergantian dilakukan sehingga penggalian trotoar hampir tak pernah beres.

Ini sungguh menjengkelkan karena mengganggu pengguna jalan. Ketika bersepeda motor, saya pernah jatuh ke lubang galian yang ditutup seadanya. Seharusnya pemerintah Jakarta merencanakan pembangunan infrastruktur di trotoar secara serentak sehingga penggalian tak dilakukan terus-menerus. Perencanaan bisa dilakukan terintegrasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan.

Soalnya, dengan galian itu jalanan Jakarta yang sempit kian tambah macet saja. Saya mengimbau kepada Gubernur Jakarta yang baru agar merencanakan pembangunan jaringan infrastruktur ini secara menyeluruh, tidak sektoral, boros dan amburadul seperti sekarang.

H. SANTOSA Johar Baru, Jakarta Pusat

Ibu Hamil di Kereta

UNTUK mencapai kantor di Jakarta, setiap hari saya memakai kereta ekspres dari Depok. Sebagai ibu hamil, saya membayangkan akan duduk nyaman di kursi yang khusus disediakan untuk ibu hamil dan orang lanjut usia.

Tapi, setiap kali naik kereta berpendingin itu, kursi khusus itu selalu saja sudah dikuasai oleh bapak-bapak. Mereka ini memasang muka serius membaca koran atau merem-melek jika saya yang berperut buncit ini menghampiri kursi-kursi itu.

Dulu, sewaktu belum hamil, saya juga sering melihat mereka menduduki kursi itu. Anehnya, tak ada teguran atau peringatan apa pun dari petugas kereta meski mereka tahu ada ibu hamil yang kepayahan berdiri. Kalau kursi itu difungsikan sama saja dengan kursi lain, semestinya cabut saja fasilitas khusus itu. Percuma.

R. SULIS Depok Jawa Barat

Jangan Salah Pilih Lagi

SUTIYOSO sudah berangan-angan menjadi presiden periode 2009-2014. Katanya, jika ia jadi orang nomor satu, harkat dan martabat buruh Indonesia bakal terangkat.

Janji tersebut bisa dimonitor oleh publik mulai sekarang. Misalnya, apakah ia punya perhatian kepada kaum ini sejak menjadi gubernur sampai lengser 7 Oktober silam.

Kemunculan Sutiyoso sebagai salah satu calon presiden, kendati belum mendapat partai, perlu dihargai. Semoga rakyat tidak salah pilih lagi menentukan nasibnya dalam pemilihan presiden. Sehingga presiden yang akan datang betul-betul orang yang memenuhi janji kampanyenya.

HANS SUTA WIDHYA Konsorsium untuk Transparansi Informasi Publik

Kampanye Terselubung

BEBERAPA calon bupati di Bojonegoro, Jawa Timur, memanfaatkan bulan Ramadan ini dengan berkampanye. Ada yang menyampaikan ucapan selamat berpuasa yang dimuat di berbagai media cetak dengan kutipan ayat-ayat Quran atau mencetak jadwal imsakiyah.

Pengemudi becak pun mengerti bahwa di balik iklan Ramadan tersebut terdapat maksud terselubung. Kalau itu bukan kampanye, kenapa Ramadan sebelumnya mereka tidak melakukannya? Demi jabatan, mereka memperalat ayat suci Al-Quran.

Dari segi undang-undang, mereka memang tak bisa disalahkan, karena undang-undangnya kurang cerdas. Seharusnya dalam undang-undang tentang pemilihan kepala daerah ada larangan bagi para calon pejabat tampil di media cetak, elektronik, atau media lain, dan dilarang tampil di muka umum, dengan alasan apa pun yang dilakukan sebelum masa kampanye.

HARIYANTO IMADHA Bojonegoro, Jawa Timur

Pembongkaran Hotel Planet

Tarik-ulur pembongkaran lantai 5-6 Vue Palace Hotel (Hotel Planet) oleh Pemerintah Kota Bandung karena tidak memilik Izin Mendirikan Bangunan (IMB) mulai memasuki babak yang krusial. Pemilik hotel tampaknya sudah memainkan berbagai jurus pamungkas di antaranya melobi DPRD dan Dinas Bangunan Kota Bandung serta mengorder LPPM ITB untuk membuat kajian akademis. Hasilnya, mulai kelihatan. DPRD Bandung melalui Ketua Komisi A, Riantono S.H. menyarankan agar Pemkot Bandung dan pengusaha win-win solution. Bahkan LPPM ITB melalui Ketua Tim Prof. Dradjat Hoedajanto, Ph.D memberi rekomendasi yang bernada menakut-nakuti Pemkot agar tidak melakukan pembongkaran—sepertinya rekomendasi sesuai pesanan—karena akan menghasilkan berbagai dampak teknis, sosial dan lingkungan. Solusi yang diinginkan cukup sanksi administratif dan mengajukan IMB susulan. Semudah itu.

Rekomendasi DPRD dan LPPM ITB adalah hal yang sangat konyol. Jika Pemkot Bandung menuruti rekomendasi mereka, sama dengan bunuh diri, Walikota dan Pemkot tak punya lagi wibawa dan integritas. Artinya, kepastian hukum dan penegakan peraturan di Kota Bandung hanya omong kosong. Dampaknya panjang. Peraturan akan dilecehkan masyarakat dan pelanggaran serupa bakal terus berulang, karena semua warga merasa punya hak yang sama untuk melanggar peraturan. Ke depannya, siap-siap saja Bandung akan menjadi kota yang paling amburadul.

Wirasutisna Buahbatu, Bandung

ASEAN Harus Atasi Burma

KONDISI di Burma kian memprihatinkan. Bentrokan junta militer dengan warga sipil dan biksu ini dipicu kenaikan harga bahan bakar minyak hingga 500 persen. Junta militer Burma menjadi defensif lalu bersikap brutal hingga memakan banyak korban rakyat yang tak bersenjata.

Aspirasi politik dalam negeri yang digagas beberapa tahun lalu untuk road map to democracy hilang makna. Klaim junta tentang proses demokrasi untuk penyusunan konstitusi baru Burma jauh dari harapan.

ASEAN yang merangkul Burma pun terbukti tidak membuahkan hasil bagus dalam menjadikan negeri ini menjadi demokratis. Hasrat ASEAN yang selama lebih dari 40 tahun menjadi perkumpulan negara yang jelas arah tujuannya kini menjadi terhambat oleh peristiwa politik di Burma.

Karena itu ASEAN harus bisa mengatasi Burma. Apa pun alasannya junta militer telah melanggar hak asasi manusia dan demokrasi rakyat sipil di sana. Bila tidak, negara ini akan terus mengganggu keseimbangan ASEAN itu sendiri.

I MADE ADIYAKSA Jatiwaringin, Jakarta Timur

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus