Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SEHUBUNGAN dengan pemberitaan TEMPO yang secara terus-menerus (tiga edisi) mengetengahkan Kostrad sebagai berita utama, pada kesempatan ini perkenankanlah kami menyampaikan beberapa hal:
- Asas praduga tidak bersalah hendaknya tetap dijunjung tinggi guna menghindari pencemaran nama baik perorangan ataupun institusi. Ini perlu kami ingatkan karena proses audit Yayasan Kostrad yang dilakukan oleh badan terkait sampai saat ini belum final.
- Di kesatuan Zeni Kostrad tidak ada anggota yang bernama Sersan Kepala Fahmi (44 tahun) seperti dimuat di TEMPO Edisi 7-13 Agustus 2000. Hal ini perlu kami sampaikan karena Redaksi seolah ingin membangun opini bahwa di Kesatuan Kostrad terjadi kesenjangan yang sangat besar antara unsur pimpinan dan bawahan, padahal faktanya tidak demikian.
- Redaksi dalam mengetengahkan berita seputar serah terima jabatan (sertijab) pimpinan Kostrad selalu berprasangka yang kurang baik sehingga menggunakan istilah-istilah yang ”miring”: terpental, hanya menjabat sekian bulan, dan sebagainya. Serah terima jabatan merupakan peristiwa yang wajar terjadi sebagai wahana untuk memperkaya pengalaman, khususnya kemampuan manajerial pejabat yang melaksanakan sertijab serta tuntutan perkembangan zaman. KSAD Jenderal TNI Tyasno Sudarto pada waktu memimpin upacara sertijab juga menegaskan bahwa pergantian Pangkostrad tersebut semata-mata untuk kepentingan organisasi dan pembinaan personel secara menyeluruh dan jangan dikaitkan dengan masalah politik karena bisa menimbulkan hal-hal yang kurang baik bagi pembinaan TNI AD.
- Dalam penulisan pangkat para mantan Pangkostrad, telah terjadi kesalahan dari Redaksi, yakni menulis Brigjen Kuntara, padahal beliau berpangkat mayjen saat menjabat. Juga disebut Mayjen Wiranto, padahal yang benar saat menjabat sampai akhir jabatannya beliau berpangkat jenderal.
LETKOL HANDOKO
Kepala Penerangan Kostrad
-Nama asli Sersan Kepala Fahmi memang tidak kami cantumkan dalam tulisan. Menurut data kami, Kuntara berpangkat brigjen saat menjabat. Sedang Wiranto, kami memang salah menulis. Seharusnya pangkatnya letjen saat dilantik—Red.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo