Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tulisan "Merendam Piala Dunia dalam Air Mendidih" (TEMPO, 1 Januari, Olahraga), terasa memojokkan Argentina, khususnya Maradona. Padahal: 1. Kecaman Maradona terhadap cara pengundian FIFA bukan tanpa dasar. Seperti kita saksikan di TV, dalam siaran langsung "Final Drawing", akhir Desember lalu, terlihat Sepp Blatter, Sekjen FIFA, menempatkan tim-tim seperti Kolombia, Meksiko, Bolivia, dan tiga negara Afrika ke dalam grup A-F tanpa diundi, tapi berdasarkan aturannya sendiri. Aturan tersebut: setiap tim dari satu benua tidak boleh tergabung dalam satu grup. Walaupun cukup adil, cara itu yang dikecam. Misalnya, Sepp Blatter menempatkan Meksiko di grup Italia. Padahal, Meksiko juga bisa masuk ke grup Jerman, Belgia, Brasil, maupun Argentina. Juga cara FIFA menentukan unggulan tiap grup yang mengabaikan peta kekuatan saat ini. Cara-cara seperti itulah yang kurang adil. 2. Norwegia tidak mendepak Italia di semifinal Piala Eropa 1992, tapi di babak penyisihan. Perlu diketahui, kedua tim tersebut tidak berhasil lolos ke putaran final Piala Eropa 1992 di Swedia. Dari grup mereka, yang lolos adalah Skotlandia. 3. Tuduhan TEMPO, bahwa Peru dan Paraguay bermain sabun 2-2, sehingga Argentina masih memiliki peluang ke AS, sangat tidak beralasan. Soalnya, Paraguay sendiri masih punya peluang menempati urutan kedua di grupnya bila kesebelasan itu berhasil mengalahkan Peru. Tapi, nyatanya, Paraguay hanya bisa bermain imbang sehingga ia gagal ke AS.NENGAH RIKON G.Jalan Cempaka Putih Barat 7 Jakarta*) Tentang nomor 1 & 2, Anda benar. Yang ketiga, kami mengutip kesimpulan dari majalah World Soccer.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo