Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lembaga riset berbasis aplikasi, Snapcart Indonesia, mengungkapkan sebanyak 60 persen responden akan menggunakan tunjangan hari raya (THR) untuk berbelanja. Sebanyak 91 persen memutuskan berbelanja melalui platform digital, seperti e-commerce.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kategori barang yang diakui paling dibidik oleh masyarakat adalah pakaian, makanan dan minuman, serta gadget," ujar peneliti dari Snapcart Indonesia, Eko Wicaksono, belum lama ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Eko, perempuan dan ibu rumah tangga cenderung lebih tertarik membelanjakan THR untuk membeli baju, tas, sepatu, dan aksesori. Sedangkan pria dinilai lebih berminat pada produk digital, gawai atau gadget, serta peralatan olahraga dan hobi. Selain berbelanja lewat platform digital, 56 persen responden yang sama menuturkan akan menggunakan uang THR untuk berbelanja di mal, pasar, toko atau minimarket, dan warung.
"Tren ini merata, baik para responden yang berdomisili di Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi) maupun di luar Jabodetabek," ujar Eko.
Riset tentang tren rencana penggunaan THR selama Ramadan ini melibatkan 1.000 responden yang mewakili seluruh wilayah Indonesia. Sampel utamanya adalah kelompok usia 15-60 tahun yang dibagi dalam dua kategori, yaitu usia di bawah 25 tahun dan di atas 25 tahun. Sedangkan berdasarkan domisili, responden dibagi menjadi wilayah Jabodetabek dan non-Jabodetabek.
Financial planner dari Finansia Consulting, Eko Endarto, menuturkan THR berbeda dengan bonus yang diberikan suatu perusahaan atau lembaga. Adapun tujuan pemberian THR adalah untuk menopang kebutuhan masyarakat selama Ramadan hingga Lebaran karena beberapa faktor, seperti naiknya sejumlah harga kebutuhan pokok. Selain itu, masyarakat memiliki pola pikir bahwa Lebaran harus serba baru, dari baju, peralatan rumah tangga, hingga dekorasi. Meski begitu, Eko menuturkan sebaiknya uang THR tidak hanya digunakan untuk konsumsi.
"Untuk prioritasnya, sebaiknya THR dialokasikan untuk zakat (beramal). Kalau bisa, sebagian uang tersebut digunakan untuk mengurangi beban atau pokok utang. Baru sisanya untuk kebutuhan Lebaran," kata Eko.
Namun, kata dia, tak sedikit masyarakat yang salah menyusun perencanaan pengeluaran dari THR. Akibatnya, tidak sedikit masyarakat yang merasa tunjangan yang diberikan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan Lebaran. Eko mengatakan sebaiknya masyarakat tidak berharap THR bisa digunakan untuk menabung karena akan memberatkan mereka untuk memenuhi kebutuhan Lebaran. 
Menurut dia, hampir dipastikan THR tidak pernah cukup untuk Lebaran. Karena itu, kewajiban zakat atau membayar utang harus diutamakan setelah menerima tunjangan. Selain itu, kesalahan menyusun strategi keuangan saat Lebaran bisa menyebabkan kondisi sebaliknya, yaitu utang bertambah. Eko menyarankan, jangan memaksakan diri untuk keperluan tertentu yang melebihi kemampuan hingga justru kembali berutang. "Kejadian ini masih banyak terjadi di masyarakat," ucap Eko. LARISSA HUDA
Bagaimana Masyarakat membelanjakan THR
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo