Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ramadhan

Perajin Lentera Ramadan di Kota Tua Yerusalem

Perajin lentera tradisional Palestina, Issam Zughair, membuat lentera yang dijajakan kepada umat Islam sebagai tanda dimulainya Ramadan.

13 Mei 2019 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perajin lentera tradisional Palestina, Issam Zughair, membuat lentera yang dijajakan kepada umat Islam sebagai tanda dimulainya Ramadan. Toko Zughair, yang terletak di Kota Lama Yerusalem, dihiasi oleh lampu-lampu besar dan kecil. Zughair mengaku belajar perdagangan dari ayahnya, seorang tukang kayu yang awalnya membuat lentera dari kayu. "Ayah saya membuka toko ini pada 1950-an. Kami ingin melindungi warisan itu," kata Zughair, seperti dikutip The Times of Israel.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lentera terbesar yang dijual di toko Zughair tingginya mencapai 2 meter, dengan bentuk menyerupai masjid dan dibuat khusus untuk Ramadan. Lentera itu terbuat dari lembaran logam dan kaca, yang menggunakan teknik yang diyakini berasal dari kekhalifahan Fatimid di Mesir pada abad ke-10. Zughair yakin lenteranya itu adalah yang terbesar yang dibuat secara tradisional di Yerusalem. "Tidak ada yang menyaingi saya dalam membuatnya," ujar pria berusia 64 tahun ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Di Kota Lama, lentera memainkan peran khusus selama Ramadan. Pada malam hari selama Ramadan, jalan-jalan diterangi lentera.

Najeh Bkerat, dari Akademi Sains dan Warisan Al-Aqsa di Yerusalem, mengatakan lentera adalah simbol budaya dan warisan Islam, terutama selama bulan puasa. "Orang-orang membawanya sebagai ekspresi cahaya, kebaikan, dan kegembiraan Ramadan," kata dia.

Zughair mulai menerima pesanan lampu yang dipersonalisasi sebulan sebelum Ramadan. Pelanggannya adalah warga Palestina dari Yerusalem dan Tepi Barat, serta orang Arab Israel. Harga jualnya juga bervariasi, dari NIS 10 hingga NIS 1.000 (US$ 3-280), bergantung pada ukuran dan kerumitan desainnya.

Sejak meningkatnya ketegangan pejuang intifadah, Israel dan pemerintah zionis mulai membangun tembok penghalang pada 2002 dan memutus Yerusalem dari Tepi Barat. "Sebelum intifadah, semua orang Palestina dulu datang untuk membeli dari saya, tapi hari ini saya kehilangan 70 persen pelanggan saya," kata Zughair. THE TIMES OF ISRAEL | AFRILIA SURYANIS

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus