Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kabar

Sambut Ramadan, Warga Kampung Jati Pulogadung Adakan Ruwahan Akbar

Ratusan warga Kampung Jati, Pulogadung, mengikuti ruwahan akbar untuk mendoakan para arwah dan menyambut Ramadan 1444 Hijriah

19 Maret 2023 | 06.47 WIB

Warga Kampung Jati, Pulogadung, Jakarta Timur, menggelar acara ruwahan akbar untuk mendoakan para keluarga yang telah meninggal dunia jelang Ramadan 1444 Hijriah pada Sabtu, 18 Maret 2023. Foto: TEMPO/Ahmad Faiz
Perbesar
Warga Kampung Jati, Pulogadung, Jakarta Timur, menggelar acara ruwahan akbar untuk mendoakan para keluarga yang telah meninggal dunia jelang Ramadan 1444 Hijriah pada Sabtu, 18 Maret 2023. Foto: TEMPO/Ahmad Faiz

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Warga Kampung Jati, Pulogadung, Jakarta Timur menggelar ruwahan akbar dalam rangka menyambut Ramadan 1444 Hijriah. Ratusan penduduk setempat tampak memadati lokasi acara yang digelar ini di sepanjang Jalan Jatirawamangun dan Jalan Al-Washliyah ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Ruwahan merupakan tradisi masyarakat muslim di Pulau Jawa yang diadakan tiap Syakban, bulan ke-8 dalam kalender Hijriah, untuk mendoakan keluarga yang telah wafat. Syakban merupakan bulan sebelum Ramadan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Acara yang berlangsung setelah salat Isya ini diawali dengan pembacaan tahlil dan surat Al-Fatihah untuk 1.134 arwah dari para kerabat warga Kampung Jati dan seluruh umat Islam. Acara dilanjutkan dengan pembacaan kitab Maulid Nabi Muhammad SAW.

Ketua pembina, Madinah Mulky, mengatakan acara ini tidak diadakan oleh satu orang melainkan. "Ini bukan acara satu orang, acara kita semua, tadi orang tua kita, kakek dan nenek kita, dicatatkan, dibacakan (dikirimkan doa)," katanya di Jalan Jati Rawamangun, Jati, Pulogadung, Sabtu, 18 Maret 2023.

Ketua panitia ruwahan akbar, Muhammad Nur, mengatakan acara ini digelar selain untuk beribadah juga mempererat silaturahmi antarwarga Kampung Jati. "Teriring perkembangan zaman yang modern muncul ide dari sebagian warga untuk mempertahankan tradisi orang-orang tua dahulu," ujar dia.

Dalam acara ini panitia juga menyerahkan santunan kepada 25 anak yatim.

Untuk menyambut warga yang hadir, panitia menyediakan minuman khas betawi, Es Selendang Mayang, secara percuma. "Alhamdulillah warga antusias,", kata Nur.

Acara ruwahan ini turut dihadiri oleh penceramah kontroversial, Bahar bin Smith.

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus