Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cempaka

Oleh

image-gnews
Ilustrasi badai. Johannes P. Christo
Ilustrasi badai. Johannes P. Christo
Iklan

Cempaka itu nama bunga. Bunga yang harum dan mahal. Yang paling terkenal di Nusantara ini adalah cempaka putih atau biasa disebut cempaka kantil. Nama latinnya Michelia alba.Bunga ini dipakai sebagai sarana ritual oleh penganut keyakinan tertentu.

Dahlia juga nama bunga. Memang, dibandingkan dengan anggrek dan bakung, dahlia kurang begitu indah dijadikan pajangan. Namun, kalau kita bicara tentang bunga, tak bisa nama-nama itu diabaikan.

Bagaimana kalau nama itu tak dikaitkan dengan bunga? Kaitkan dengan badai, misalnya. Terjadi anomali dan sungguh celaka. Badai Cempaka sudah meminta banyak korban jiwa. Ada 19 orang meninggal di berbagai daerah yang mengalami banjir, tanah longsor, dan angin puting beliung. Siklon tropis alias badai itu disebut sebagai yang paling dahsyat di negeri ini. Jauh lebih dahsyat dari badai Anggrek pada 2010 dan badai Bakung pada 2014. Lebih sial lagi, ketika badai Cempaka akan meninggalkan perairan laut selatan Jawa, badai Dahlia datang dari perairan Lampung.

Cempaka dan dahlia, juga anggrek dan bakung, tidak seindah dan seharum bunganya jika dikaitkan dengan badai. Mari salahkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang diberi hak untuk memberi nama siklon tropis ini. Kenapa meminjam nama bunga? Kenapa tidak mengikuti Amerika Serikat yang menyiapkan 21 nama badai setiap tahun dengan nama-nama orang?. Bukankah Word Meteorological Organization (WMO), yang mengawasi pemberian nama-nama badai, tidak mengharuskan nama tertentu?.

Di Amerika, nama badai itu Harvey, Irma, Jose, Katrina, Cindy, Irene, Emily, Franklin, dan banyak lagi. Yang diatur oleh WMO adalah nama badai tak boleh sama dalam kurun waktu tertentu dan karena itu dipilihlah nama-nama sesuai dengan huruf alfabet awal. BMKG memilih nama bunga, maka secara alfabet muncullah nama anggrek, bakung, cempaka, dan dahlia. Nanti, setelah dahlia, entah apa nama badainya, karena nama bunga dengan huruf awal "e" langka. Di Amerika pun nama badai dengan huruf awal "x", "q", dan "z" dilewati.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kenapa dipilih nama bunga? Ternyata bukan sekadar iseng, apalagi ngawur. Sudah dikaji mendalam sesuai dengan filosofi budaya bangsa yang luhur. Tujuannya mulia, agar siklon tropis yang muncul di negeri ini tidak dianggap sebagai sesuatu yang buruk. Nama bunga diberikan agar tidak menimbulkan ketakutan dan sesuatu yang menyeramkan. Sebelum nama-nama badai ditertibkan oleh WMO, pernah ada badai yang diberi nama Durga, siklon tropis di perairan barat daya Bengkulu pada April 2008. Penamaan itu konon menakutkan karena sejumlah orang terbawa mitos Dewi Durga sebagai Sang Penghancur.

Padahal filosofi leluhur adalah bencana alam bukan penghancuran. Bencana alam bukanlah malapetaka, melainkan sebuah proses dari semesta untuk mengharmoniskan jagat raya. Bumi bergerak menyeimbangkan diri, dan jika alam ada yang rusak, manusia harus berintrospeksi, jangan-jangan ada yang salah dalam merawat bumi. Mungkin hutannya terlalu banyak ditebang, mungkin ada pemanasan global, dan seterusnya. Kita harus bersahabat dengan alam.

Presiden Jokowi cukup bijak dalam menanggapi datangnya apa yang disebut sebagai bencana belakangan ini. Jokowi berharap masyarakat tenang dan tidak panik. Gunung meletus di Bali bisa dijadikan daya tarik tambahan bagi wisatawan, katanya. Siklon tropis hadapi apa adanya, jangan takut. Jadi, tak salah badai dahsyat ini diberi nama Cempaka. Tak ada yang memaki karena cempaka adalah bunga yang harum. Coba kalau memakai nama orang seperti di Amerika, namanya bisa saja badai Cemplon, dan orang mudah memaki-makinya. PUTU SETIA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

2 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

45 hari lalu

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.


Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

45 hari lalu

Cuplikan film Dirty Vote. YouTube
Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.


PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

51 hari lalu

PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

PT Pegadaian berkolaborasi dengan Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) serta Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Ashfa Yogyakarta untuk memfasilitasi proses sertifikasi halal.


Bagaimana Bongbong Memenangkan Pilpres Filipina

52 hari lalu

Ferdinand
Bagaimana Bongbong Memenangkan Pilpres Filipina

Kemenangan Bongbong, nama beken dari Ferdinand Marcos Jr. sering dikaitkan dengan penggunaan media sosial seperti Tiktok, Instagram dan Facebook secara masif, selain politik gimmick nir substansi berupa joget-joget yang diperagakan Bongbong.


Bamsoet: Implementasikan Nilai Pancasila demi Pemilu Damai

22 Januari 2024

Bamsoet: Implementasikan Nilai Pancasila demi Pemilu Damai

Ajakan mengimplementasikan nilai Pancasila ditegaskan kepada kader Pemuda Pancasila Banjernegara.


Prabowo dan Fenomena Akumulasi Penguasaan Tanah di Indonesia

15 Januari 2024

Tangkapan layar tayangan video Tempo.co berisi kampanye Prabowo Subianto di Riau, Pekanbaru, Selasa, 9 Januari 2024.
Prabowo dan Fenomena Akumulasi Penguasaan Tanah di Indonesia

Pernyataan Prabowo soal HGU yang kuasainya disampaikan tanpa terkesan ada yang salah dengan hal tersebut. Padahal Undang-Undang 1/1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA) memandatkan hal yang berbeda.


Membatalkan Hasil Pilpres sebagai Keniscayaan

15 Januari 2024

Presiden Joko Widodo (kiri) bersama Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Anwar Usman (kanan) dan Wakil Ketua MK Aswanto (tengah) meninggalkan ruang sidang seusai mengikuti sidang pleno penyampaian laporan tahun 2019 di Gedung MK, Jakarta, Selasa 28 Januari 2020. Sejak berdiri pada tahun 2003 hingga Desember 2019 MK telah menerima sebanyak 3.005 perkara. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Membatalkan Hasil Pilpres sebagai Keniscayaan

Kita menunggu Mahkamah Konstitusi mewariskan putusan yang berpihak kepada hukum dan kebenaran, karena kalau hukum tidak ditegakkan, maka tirani yang akan leluasa merusak harkat dan mertabat bangsa Indonesia.


Bancakan Proyek Sengkarut Nasional

15 Januari 2024

Mantan Menkominfo Johnny G. Plate divonis 15 tahun penjara setelah ditetapkan sebagai tersangka pada 17 Mei 2023 dalam kasus korupsi proyek pembangunan Base Transceiver Station (BTS) 4G yang dikerjakan Kemenkominfo. Johnny bersama sejumlah tersangka lainnya diduga melakukan pemufakatan jahat dengan cara menggelembungkan harga dalam proyek BTS dan mengatur pemenang proyek hingga merugikan negara mencapai Rp 8 triliun. TEMPO/M Taufan Rengganis
Bancakan Proyek Sengkarut Nasional

PPATK menemukan 36,67 persen aliran duit dari proyek strategis nasional mengalir ke politikus dan aparatur sipil negara. Perlu evaluasi total.


Dukung Kesejahteraan PPPK, Kabupaten Banyuasin Raih Penghargaan dari PT Taspen

10 Januari 2024

Pemkab Banyuasin menerima penghargaan atas implementasi dalam kesejahteraan ASN melalui Taspen group terbanyak di wilayah kerja PT. Taspen (Persero) kantor cabang Palembang 2023.
Dukung Kesejahteraan PPPK, Kabupaten Banyuasin Raih Penghargaan dari PT Taspen

Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di Kabupaten Banyuasin mendapat jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, dan jaminan hari tua.