TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani meminta para duta besar dan perwakilan Indonesia di luar negeri meningkatkan citra Indonesia di mata internasional. Menurut dia, peran Indonesia selama ini cukup banyak, tapi belum terekspos.
"Kita memang ada di mana-mana, tapi tak cukup terlihat. Ini berdasarkan pengalaman saya waktu kerja di World Bank (Bank Dunia)," katanya saat menjadi pembicara dalam Rapat Kerja Kepala Perwakilan RI di gedung Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat, Kamis, 15 Februari 2018.
Salah satunya, kata Sri Mulyani, adalah terlibat dalam institusi internasional. Namun eks Direktur Pelaksana Bank Dunia ini mengatakan Indonesia tak cukup hanya menjadi anggota. "Lebih bagus lagi kalau masuk ke nerve-nya," ujarnya.
Presiden Joko Widodo atau Jokowi sebelumnya juga telah menyampaikan permintaan yang sama. Sebagai salah anggota G20, Jokowi meminta Indonesia jangan sampai bersikap inferior di dunia internasional.
"Kalau kita masih bersikap inferior, bagaimana mau gagah dalam sebuah summit atau konferensi," ucapnya dalam pembukaan Rapat Kerja Kepala Perwakilan RI di Luar Negeri pada 12 Februari 2018.
Sri Mulyani mengharapkan para perwakilan Indonesia bisa melahirkan output berupa impresi bagi Indonesia. "Sampai orang itu bilang, 'Oh, saya baru tahu kalau Indonesia itu bisa memediasi konflik. Oh, saya baru tau ada orang kayak Sri Mulyani. Oh, ternyata ada orang Indonesia yang bisa menegur Direktur Bank Dunia'," tuturnya. Menurut dia, impresi demikian bisa membuat kehadiran Indonesia terasa di dunia internasional.
Di depan para duta besar dan perwakilan Indonesia, Sri Mulyani juga menyampaikan Indonesia saat ini membutuhkan dua hal dari dunia internasional, yakni capital (modal) dan pemasaran. Sri Mulyani meminta para perwakilan Indonesia bisa menangkap peluang investasi dari negara lain, khususnya negara dengan capital surplus. "Selain juga untuk pemasaran, keindahan Indonesia tidak akan dikenal kalau informasinya tidak luas," katanya.