TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PD Pasar Jaya Arief Nasrudin mengatakan perekonomian di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, meningkat menjelang Lebaran.
"Total omzet rata-rata mencapai Rp200 miliar per hari. Transaksi perdagangan naik 10 persen -20 persen menjelang Idul Fitri atau setara Rp220 miliar per hari," katanya Jumat 8 Juni 2018.
Peningkatan omzet pedagang terjadi lantaran bertambahnya jumlah pengunjung sejak awal puasa hingga jelang Hari Raya Idul Fitri.
Baca: Pembeli Baju Koko dan Sarung di Pasar Tanah Abang Meningkat
Menurutnya, kenaikan tersebut terhitung tidak siginifikan. Pasalnya, pusat perbelanjaan tekstil terbesar se-Asia Tenggara tersebut memang selalu ramai dikunjungi konsumen sepanjang tahun. Bukan hanya saat periode Puasa-Lebaran.
"Lonjakan transaksi jelang Lebaran memang tidak terlalu tinggi. Justru pengunjung membeludak. Konsumen yang datang enggak beli grosir, tetapi eceran," lanjutnya.
Arief menambahkan jumlah pedagang yang berjualan di Blok G Tanah Abang pun tidak bertambah. Dia mengestimasi ada sekitar 1.200 pedagang yang berada di kawasan tersebut.
"1.200 pedagang ini terdiri dari 480 tempat usaha. Kami sedang mendata mereka untuk menyediakan tempat penampungan sementara (TPS) ketika Blok G direnovasi," imbuhnya.
Sebelumnya, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta Trisno Nugroho mengatakan aktivitas konsumsi rumah tangga dipastikan meningkat jelang Hari Raya Idul Fitri, terutama makanan minuman, sandang dan perjalanan.
Selain karena kebutuhan musiman, aktivitas tersebut semakin terdorong oleh adanya tunjangan hari raya (THR).
"Apalagi, tahun ini pembayaran THR yang dibayarkan agak jauh dari hari raya. Hal ini sedikit banyak meningkatkan aktivitas ekonomi di jakarta," katanya.
Meski demikian, dia memperkirakan dampak kenaikan aktivitas ekonomi di Jakarta tidak begitu besar. Sebagai kota bagi pendatang. penduduk Jakarta banyak yang mudik ke kampung halamannya pada periode Lebaran.
Pengeluaran para pendatang itu, lanjutnya, justru banyak dilakukan di kampung halaman masing-masing. Di samping itu, adanya libur panjang juga menurunkan aktivitas produksi dan distribusi. "Kegiatan ekspor impor cukup banyak tertahan," imbuhnya.