TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah lewat Kementerian Keuangan resmi membuka masa penawaran surat utang Savings Bond Retail seri SBR004 pada Senin, 20 Agustus 2018. Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan Risiko, Kementerian Keuangan Luky Alfirman mengatakan masa penawaran ini dibuka secara online (e-SBN).
Baca: Sri Mulyani Sebut Pidato Ketua MPR soal Utang Menyesatkan
"Masa penawaran akan berlangsung dari 20 Agustus 2018 sampai 13 September 2018. Kupon yang ditawarkan sebesar 8,05 per tahun," kata Luky saat memberikan keterangan kepada wartawan di Main Hall Bursa Efek Indonesia, Sudirman, Jakarta Selatan, Senin, 20 Agustus 2018.
Sebelumnya, pemerintah juga telah menawarkan Savings Bonds Retail seri SBR003 secara online pada Mei 2018. Dalam masa penawaran itu, pemerintah berhasil menghimpun dana sebesar Rp 1,92 triliun dari target awal Rp 1 triliun.
Baca: Pemerintah Bakal Tarik Utang Rp 359,3 Triliun pada 2019
Luky mengatakan Savings Bond Retail seri SBR004 ini memiliki tenor dua tahun atau jatuh tempo pada 20 September 2020. Adapun tingkat kupon yang diberikan sebesar 8,05 persen ini tidak akan berubah selama tiga bulan pertama. Tingkat kupon ini berasal dari suku bunga acuan yang berlaku pada saat penetapan yaitu 5,50 persen ditambah spread tetap 225 basis points (bps) atau sebesar 2,25 persen.
Sedangkan tingkat kupon berikutnya akan disesuaikan setiap tiga bulan sekali pada tanggal penyesuaian sampai jatuh tempo. Penyesuaian akan didasarkan pada suku bunga acuan ditambah spread tetap sebesar 2,25 persen. Tingkat kupon tersebut akan berlaku sebagai tingkat kupon minimal dan tidak akan berubah sampai jatuh tempo.
Luky menargetkan penerimaan negara dari penawaran SBR004 ini mencapai Rp 1 triliun. Kendati begitu, jumlah tersebut bisa bertambah hingga Rp 3 triliun sampai Rp 5 triliun jika permintaan dari investor naik.
"Seluruh hasil penerimaan negara lewat instrumen ini nantinya akan digunakan untuk pembangunan lewat pembiayaan deficit financing termasuk untuk pembiayaan utang," kata Luky.
Adapun minimum pemesanan seri retail SBR004 sejumlah Rp 1 juta rupiah. Sedangkan maksimal pemesanan seri ini berjumlah Rp 3 miliar.
Direktur Pengembangan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Hasan Fawzi berharap penawaran surat utang SBR004 ini bisa meningkatkan jumlah investor baru di pasar modal. Sebab jumlah investor di pasar modal saat ini baru mencapai 0,28 persen dari total jumlah warga negara Indonesia. Sekaligus menjadi sumber pendanaan pembiayaan pembangunan negara.