Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Peserta World Heritage Camp Indonesia Pelajari Budaya Yogya

image-gnews
Seorang bocah melintasi mural di Kotagede, Yogyakarta, 21 November 2017. Kotagede merupakan kota lama yang dibangun oleh Panembahan Senopati pada abad ke-16 sebagai ibu kota Kerajaan Mataram Islam. Berdirinya Kotagede sebagai ibu kota awal kerajaan itu menandai munculnya kerajinan perak di sana. ANTARA FOTO/Maulana Surya
Seorang bocah melintasi mural di Kotagede, Yogyakarta, 21 November 2017. Kotagede merupakan kota lama yang dibangun oleh Panembahan Senopati pada abad ke-16 sebagai ibu kota Kerajaan Mataram Islam. Berdirinya Kotagede sebagai ibu kota awal kerajaan itu menandai munculnya kerajinan perak di sana. ANTARA FOTO/Maulana Surya
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Sebanyak 45 peserta World Heritage Camp Indonesia (WHCI) mengeksplorasi kekayaan budaya yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta, mulai Jumat 7 September 2018. Dari sejumlah pelajar dan mahasiswa yang ikut kegiatan tersebut delapan di antaranya berasal dari negara-negara Asean.

Kepala Seksi Pengelolaan  Bidang Warisan Benda Dunia  Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Anton Wibisono mengatakan kegiatan ini digelar terkait isu kerentanan warisan budaya dunia dari ancaman-ancaman yang berasal dari luar maupun dari dalam. Para peserta berasal dari kalangan pelajar dan mahasiswa yang terseleksi.

"Mereka memiliki semangat yang besar, kemampuan berpikir kritis dan mampu menjadi poros pendorong dalam usaha pelindungan dan promosi warisan budaya dunia di Indonesia," katanya di Griya Batik Winoto Sastro Yogyakarta.

Baca Juga: 

Nostalgia, Ini 4 Jajanan Pasar Legi Kota Gede Jogja

Yogyakarta dipilih karena memiliki kekayaan warisan budaya yang kompleks. Berbagai lapis kebudayaan ada di DIY. Anton berharap peserta memahami Warisan Budaya (benda dan takbenda) khususnya di DIY dan kaitannya dengan Konvensi UNESCO.

Peserta dapat melihat langsung implementasi warisan budaya tak benda di DIY mulai dari Gua Braholo Gunungkidul, Candi Kendulan Sleman, Kotagede dan Keraton Yogya hingga griya batik dan wayang yang dinilai sebagai satu rangkaian warisan budaya tak benda hasil kebudayaan sebelumnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sejumlah Duta Museum memperkenalkan karakter tokoh wayang kepada siswa di Museum Wayang Kekayon, Banguntapan, Bantul, DI Yogyakarta, 31 Juli 2017. Sekitar 300 cagar budaya dan museum di bawah pengelolaan Kemendikbud yang tersebar di seluruh Indonesia. ANTARA/Hendra Nurdiyansyah

"Kami juga ajak peserta ke Pasar Beringharjo untuk berinteraksi dan wawancara dengan pedagang soal batik. Peserta juga kami ajak membuat batik untuk memberi pengalaman cara menghasilkan sebuah karya motif batik," katanya.

Hartanti Maya, Kepala Seksi Pengusulan Warisan Budaya Tak Boenda Bidang Warisan Benda Dunia Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya Kemendikbud menyebut dari 45 peserta sebanyak delapan orang berasal dari negara Asean seperti Malaysia, Vietnam, Laos, Filipina, Thailand.

"Peserta diberi pemahaman soal batik sebagai warisan leluhur Nusantara. Mereka dapat terlibat dalam pelindungan batik dan bisa terlibat dalam upaya pelestarian terhadap ancaman batik," katanya.

Noor Afiq Bin Othman, warga Kelantan, Malaysia mengatakan keikutsertaannya dalam kegiatan itu untuk membedakan proses dan produksi batik di Yogya dan Malaysia. "Ternyata tidak jauh berbeda. Hanya saja masalah corak yang membedakan. Kalau di Malaysia coraknya lebih ke flora fauna kalau Yogya lebih ke kultural," katanya.

PRIBADI WICAKSONO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

16 jam lalu

Wan Chai, Hong Kong. Unsplash.com/Letian Zhang
Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

Museum Sasta Hong Kong akan dibuka pada Juni


Yogyakarta Padat saat Libur Lebaran, Jumlah Kendaraan Keluar Lebih Banyak daripada yang Masuk

3 hari lalu

Kendaraan antre memasuki kawasan Jalan Malioboro Yogyakarta, Jumat 12 April 2024. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Yogyakarta Padat saat Libur Lebaran, Jumlah Kendaraan Keluar Lebih Banyak daripada yang Masuk

Pemudik maupun wisatawan yang masuk ke Yogyakarta dengan kendaraan pribadi tak sedikit yang melewati jalur alternatif.


Kasus Nuthuk dan Pungli di Yogyakarta Selama Libur Lebaran Diklaim Nihil

3 hari lalu

Tempat khusus parkir Ngabean Yogyakarta yang menjadi lokasi parkir bus untuk wisatawan Malioboro pada Kamis, 29 Oktober 2020. TEMPO | Pribadi Wicaksono
Kasus Nuthuk dan Pungli di Yogyakarta Selama Libur Lebaran Diklaim Nihil

Pemerintah Kota Yogyakarta mengantisipasi aksi nuthuk harga dengan membuka kanal aduan melalui media sosial.


Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

7 hari lalu

Prosesi Grebeg Syawal yang digelar Keraton Yogyakarta di Masjid Gedhe Kauman Kamis 11 April 2024. Dok.istimewa
Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

Keraton Yogyakarta kembali menggelar tradisi Grebeg Syawal dalam memperingati Idul Fitri 2024 ini, Kamis 11 April 2024.


Mudik ke Yogyakarta, Ketahui Jalur Utama dan Alternatif untuk Antisipasi Kemacetan

21 hari lalu

Kawasan Titik Nol Kilometer, ujung Jalan Malioboro Yogyakarta tampak lengang saat pelaksanaan Pemilu pada Rabu siang, 14 Februari 2024. (Tempo/Pribadi Wicaksono)
Mudik ke Yogyakarta, Ketahui Jalur Utama dan Alternatif untuk Antisipasi Kemacetan

Yogyakarta memiliki empat jalur yang utama sedangkan jalur alternatif ada tujuh, bisa digunakan pemudik saat libur Lebaran.


Sepotong Yogya di Belantara Jakarta

27 hari lalu

Sepotong Yogya di Belantara Jakarta

Sejumlah restoran serta kedai kopi di Jakarta dan sekitarnya menyuguhkan tema ala Yogyakarta untuk nostalgia. Menu mirip kuliner di Yogyakarta.


Indonesia dan Jerman Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Budaya

35 hari lalu

 Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri RI Siti Nugraha Mauludiah (kedua dari kiri) dan Duta Besar Republik Federal Jerman untuk Indonesia Ina Lepel (kedua dari kanan) menandatangani Pernyataan Kehendak Bersama tentang operasional Goethe-Institut di Indonesia di Goethe-Institut Jakarta, Kamis, 14 Maret 2024. Direktur Regional Goethe-Institut untuk Asia Tenggara, Australia, dan Selandia Baru Dr Stefan Dreyer (kanan) dan Direktur Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri RI Ani Nigeriawati (kiri) menyaksikan penandatanganan ini. Sumber: dokumen Kedutaan Besar Jerman di Jakarta
Indonesia dan Jerman Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Budaya

Indonesia dan Jerman menandatangani Pernyataan Kehendak Bersama untuk meningkatkan dan mempromosikan hubungan budaya kedua negara.


Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

38 hari lalu

Ilustrasi Keraton Yogyakarta. Shutterstock
Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755


Sambut Ramadan, Ada Pasar Kuliner Jadul Selama Tiga Hari di Halaman Polda DI Yogyakarta

43 hari lalu

Pasar Kangen Wiwitan Pasa di halaman Polda DI Yogyakarta berlangsung 7-9 Maret 2024. (Dok. Istimewa)
Sambut Ramadan, Ada Pasar Kuliner Jadul Selama Tiga Hari di Halaman Polda DI Yogyakarta

Wiwitan Pasa di Yogyakarta menyuguhkan Pasar Kangen, semacam pasar tradisional dengan beragam kuliner jadul dan panggung hiburan.


3 Tradisi Unik Jelang Ramadan di Semarang dan Yogyakarta

43 hari lalu

Sejumlah warga mengikuti tradisi keramas bersama di bantaran Sungai Cisadane, Kota Tangerang, Banten, Selasa, 21 Maret 2023. Tradisi keramas bersama tersebut sebagai simbol membersihkan diri menjelang Ramadan. ANTARA FOTO/Fauzan
3 Tradisi Unik Jelang Ramadan di Semarang dan Yogyakarta

Menjelang Ramadan, masyarakat di sejumlah daerah kerap melakukan berbagai tradisi unik.