TEMPO.CO, Jakarta - Pelemahan rupiah terhadap mata uang dolar Amerika Sekitar belakangan ini tetap disikapi dengan positif oleh pelaku industri otomotif Tanah Air. Isuzu misalnya, penguatan dolar AS diakui dapat berpengaruh pada biaya produksi karena beberapa komponen utama mobil Isuzu masih impor.
Presiden Direktur PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) Ernando Demily mengatakan bahwa saat ini konten lokal yang digunakan untuk produksi mobil Isuzu di Indonesia rata-rata 45-50 persen.
Industri otomotif di Indonesia, lanjut dia, saat ini memang sudah ditopang oleh komponen lokal, namun beberapa komponen juga masih bergantung pada impor. “Pastinya terpengaruh karena kita juga menggunakan beberapa koten dari luar (impor),” kata Ernando kepada Tempo, Rabu, 12 September 2018.
Baca: Isuzu Elf NMR 81 Bermesin Commonrail Diperkenalkan di GIIAS 2018
Untuk mengantisipasi pelemahan rupiah yang berkepanjangan, lanjut dia, Isuzu Indonesia akan terus melakukan study lebih lanjut. “Kami melihat beberapa merek sudah terlebih dahulu melakukan penyesuaian dengan menaikan harga jual ke konsumen,” katanya.
Meski demikian, Ernando melanjutkan, Isuzu masih optimistis pertumbuhan sektor komersial di Indonesia tahun ini akan tetap terjaga. “Karena saat ini pertumbuhan market komersial di Indonesia ditopang oleh beberapa sektor seperti infrastruktur, logistik, pertambangan, dan industri perkebunan seperti kelapa sawit,” ujarnya.
Baca: Sektor Logistik Dorong Penjualan Isuzu Giga Tumbuh 63,5 Persen
Isuzu merupakan salah satu penguasa sektor komerisal di Indonesia, berkompetisi dengan Mitsubishi dan Hino. Saat ini Isuzu Indonesia memiliki 105 outlet yang tersebar di seluruh Indonesia.
Ernando menyampaikan tahun ini Isuzu Indonesia membuka beberapa dealer baru seperti di daerah Kendari, Rokanhulu, Tanjung , Ketapang, dan Banyuwangi . “Kami menargetkan sebanyak kurang lebih 11 outlet baru tahun ini,” katanya.