Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Agama Jangan Dipakai untuk Menekan Perempuan

image-gnews
ilustrasi perempuan teraniaya (pixabay.com)
ilustrasi perempuan teraniaya (pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Acapkali agama selalu dijadikan pembenaran untuk memasung kemerdekaan diri seorang perempuan. Kisah ini mungkin salah satu contohnya.

Namanya Fareeba. Usianya 25 tahun. Sangat cantik, terutama di hari pernikahannya. dia didandani dengan baju pengantin warna merah menyala menutupi tubuhnya. Tangan dan kakinya dipenuhi oleh sejumlah perhiasan emas. Tak lupa juga hena yang terlukis. Musik dimainkan dan pesta dinyalakan. Semua orang bergembira, kecuali Fareeba.

Hari itu dia menikah, tapi tak ada pengantin pria yang mendampinginya. Hari itu, Fareeba menikahi Al-Quran. Ia akan ditahbiskan sebagai perempuan suci seperti Maryam (ibu Isa) yang tidak pernah menikah dengan pria. Ia akan tetap suci selama-lamanya, menghabiskan sisa hidupnya untuk mempelajari dan menghapal Al-Quran sampai mati.

Sebagaimana dituturkan oleh sepupunya, Zubaida ali kepada Pakistan Press International (PPI), pernikahan di Sindh ini  nyata. Hal ini dikenal sebagai Haq Bakshish, menyerahkan hak pernikahan kepada Al-Quran. Ia juga, sejak hari itu, harus memakai chadaar (cadar) hitam.

Sepintas lalu, apa yang terjadi di sebuah desa di Pakistan itu sebagai sebuah perayaan keagamaan. Tapi, sesungguhnya ini sama sekali bukan dari Islam. Sejumlah ulama mengecamnya, pemerintah Pakistan juga sudah melarangnya. Tapi, toh diperkirakan ada 10 ribu wanita seperti Fareeba di Pakistan. Tak ada sanksi yang benar-benar kuat untuk mencegahnya.

Hal ini biasanya dilakukan oleh keluarga-keluarga kaya dengan tanah ratusan hektar. Mereka tidak ingin hartanya diambil oleh menantu yang menikahi putri mereka. Biasanya, ini dilakukan saat tidak ada anak lelaki. Pernikahan akan membuat sang menantu menguasai harta mereka. Agar itu tidak terjadi, maka agamapun “diperkosa” agar tunduk pada kemauan dan nafsu mereka. Nafsu akan harta benda.

Ada banyak adat istiadat yang mengatasnamakan Islam yang digunakan untuk menekan perempuan dengan berbagai dalih di Pakistan, Afghanistan, India, atau negara-negara sekitar. Termasuk di antarnya adalah larangan bagi anak-anak perempuan untuk sekolah, karena mereka menganggap perempuan tidak boleh keluar rumah tanpa mahram (atau muhrim, meski istilah ini salah).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hal itu tidak hanya terjadi di Pakistan. Saat ini di Indonesia sudah mulai ada suami-suami yang mengunci istri mereka dalam rumah saat mereka keluar. Alasannya kurang lebih sama, agar tidak ada fitnah. Tidak banyak, tentu, tapi sejumlah orang yang saya kenal sudah mulai melakukannya.

Ada sejumlah aturan yang merugikan perempuan ditegakkan karena pandangan chauvinisme yang berlebihan. Curiga pada perempuan, semua keburukan disebabkan oleh perempuan. Bahkan, dalam banyak kasus pemerkosaan, perempuan yang menjadi korban malah disalahkan.

Pandangan seperti ini, tentu saja, harus segera dikikis. Pria dan wanita punya tanggung jawab yang sama pada masyarakat. Kita tidak bisa menumpahkan semua keburukan pada perempuan. Namun, yang pertama kali harus dikikis adalah cara pandang dan pikir kita.

Kita tentu tak ingin apa yang terjadi di luar negeri terjadi juga di negeri ini.

Tulisan ini sudah tayang di Almuslim.co

 

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hari Kartini, OJK Prioritaskan Peningkatan Literasi Keuangan Perempuan

3 jam lalu

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi. TEMPO/Tony Hartawan
Hari Kartini, OJK Prioritaskan Peningkatan Literasi Keuangan Perempuan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berkomitmen meningkatkan edukasi literasi keuangan untuk perempuan.


Kuburan Massal Kembali Ditemukan di Gaza, Berisi 210 Jasad dari Khan Younis

1 hari lalu

Petugas menguburkan warga Palestina yang tewas dalam serangan Israel, setelah jenazah mereka dibebaskan oleh Israel, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di kuburan massal di Rafah, di Jalur Gaza selatan, 30 Januari 2024. Lusinan warga Palestina yang tidak diketahui identitasnya dimakamkan di pemakaman massal di Gaza setelah pemerintah Israel menyerahkan jenazah yang mereka simpan di Israel. REUTERS/Mohammed Salem
Kuburan Massal Kembali Ditemukan di Gaza, Berisi 210 Jasad dari Khan Younis

Badan layanan darurat Palestina telah menemukan 210 jasad di kuburan massal di Kompleks Medis Nasser di Kota Khan Younis, Gaza selatan


Diserang Israel, Presiden Iran Justru Kunjungi Pakistan Pekan Ini

1 hari lalu

Diserang Israel, Presiden Iran Justru Kunjungi Pakistan Pekan Ini

Presiden Iran Ebrahim Raisi akan melakukan kunjungan resmi ke Pakistan mulai pekan ini, meski negara itu baru saja diserang Israel pada Jumat lalu


Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

2 hari lalu

Ratusan perempuan mengikuti event lari Mbok Mlayu di Kota Yogyakarta pada Hari Kartini 2024. Dok.istimewa
Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

Para perempuan di Yogyakarta memperingati Hari Kartini dengan lomba lari dan jalan kaki, serta membuat pameran lukisan.


Hari Kartini, Sosiolog Ungkap Masalah yang Masih Dialami Perempuan

2 hari lalu

Ilustrasi keluarga memasak bersama. Freepik.com
Hari Kartini, Sosiolog Ungkap Masalah yang Masih Dialami Perempuan

Hari Kartini merupakan momentum refleksi masih banyak persoalan terkait perempuan dan anak. Ini harapan sosiolog.


Harapan Putri Ariani di Hari Kartini, Perempuan Bisa Wujudkan Mimpi

2 hari lalu

Putri Ariani. Foto: Creathink
Harapan Putri Ariani di Hari Kartini, Perempuan Bisa Wujudkan Mimpi

Putri Ariani mengatakan Hari Kartini merupakan salah satu wujud hasil perjuangan memenuhi hak perempuan dalam memperoleh kesetaraan.


Di Forum APEC, ID FOOD Ungkap Peningkatan Akses Perempuan di Sektor Pangan Melalui Digitalisasi

4 hari lalu

Direktur ID FOOD Bernadetta Raras saat menjadi pembicara di Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) Workshop on Promoting Women Economic Empowermen Across Agri-Food Chain di Hanoi, Vietnam, 16 April 2024. (ID FOOD)
Di Forum APEC, ID FOOD Ungkap Peningkatan Akses Perempuan di Sektor Pangan Melalui Digitalisasi

APEC Workshop ini diikuti oleh para delegasi negara di kawasan Asia Pacifik.


Lebih dari 9.500 Warga Palestina Ditahan di Penjara Israel

5 hari lalu

Seorang tahanan Palestina memeluk ibunya setelah dibebaskan di tengah kesepakatan pertukaran sandera-tahanan antara Hamas dan Israel, di Ramallah, di Tepi Barat yang diduduki Israel, 1 Desember 2023. Layanan Penjara Israel telah membebaskan 30 warga Palestina dari penjara-penjara Israel. REUTERS/Ammar Awad
Lebih dari 9.500 Warga Palestina Ditahan di Penjara Israel

Di antara mereka yang ditahan adalah 80 perempuan dan lebih dari 200 anak-anak. Warga Palestina yang ditahan Israel juga mengalami penyiksaan


10 Ribu Perempuan di Jalur Gaza Tewas dalam Serangan Israel

5 hari lalu

Dua perempuan menangisi jasad keluarganya yang tewas akibat serangan Israel di rumah sakit Abu Yousef Al-Najjar, di Rafah, Jalur Gaza, 12 Februari 2024. Militer Israel melancarkan serangan udara besar-besaran di Rafah, Gaza pada Senin (12/2) dini hari waktu setempat. REUTERS/Mohammed Salem
10 Ribu Perempuan di Jalur Gaza Tewas dalam Serangan Israel

Ada lebih dari 10 ribu perempuan di Jalur Gaza tewas akibat enam bulan serangan Israel yang melelahkan.


Perempuan Mahardhika Nilai Penahanan Anandira Puspita Bersama Bayi Berpotensi Mereviktimisasi Korban

6 hari lalu

Ilustrasi selingkuh. Shutterstock
Perempuan Mahardhika Nilai Penahanan Anandira Puspita Bersama Bayi Berpotensi Mereviktimisasi Korban

Sekretaris Nasional Perempuan Mahardhika, Tyas Widuri, menilai penahanan Anandira Puspita dan bayinya berpotensi mereviktimisasi korban dugaan perselingkuhan suaminya.