TEMPO.CO, Jakarta - Ketua PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak menantang bakal calon wakil presiden Sandiaga Uno, melawan bandit-bandit politik saat bertarung dalam kontestasi pemilihan presiden 2019. Tantangan itu disampaikannya sekaligus sebagai wejangan saat Sandiaga menyambangi Pusat Dakwah Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, hari ini, Jumat 14 September 2018.
Baca juga: Sandiaga: Pengusaha Milenial Keluhkan Biaya Produksi Melambung
"Saya akan menagih pasangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno untuk melawan para bandit politik secara praktis, bukan hanya teknis," kata Dahnil saat dijumpai awak media. Ujaran-ujaran diplomatis yang acap disampaikan calon pemimpin tentang janji-janji kampanye menyangkut ekonomi yang lebih baik dinilai akan membuat masyarakat muak.
Sejak dulu, ujar Dahnil, para calon pemimpin akan menyampaikan ujaran yang sama. Maka ia meminta Sandiaga lebih mumpuni mengasah kemampuan dan integritas sebagai pemimpin supaya dapat menjangkau persoalan yang riil.
Pemuda Muhammadiyah menampik maksud Sandiaga melalukan anjangsana ke pusat dakwah mereka untuk menggalang dukungan. Ia juga menegaskan bukan porsi Pemuda Muhammadiyah untuk merapatkan barisan ke salah satu kubu calon presiden dan wakil presiden.
Baca juga: Dicemooh Tempe Setipis Kartu ATM, Sandiaga: Itu Suara Rakyat
"Pemuda Muhammadiyah akan berimbang memberi saran dan kritik untuk kedua kubu," katanya. Namun, bila ada anggotanya yang menunjukkan dukungan secara personal, bukan institusional, ia menyilahkan. "Dalam pilpres 2019, kami pastikan agenda kebangsaan berjalan dengan baik," ujar Dahnil.
Adapun Sandiaga Uno, yang ditemui di tempat yang sama, mengatakan menerima tantangan dari pemuda Muhammadiyah untuk berani melawan bandit politik. Ia juga yakin agenda program yang dirancangnya bersama Prabowo dan partai koalisi bakal berpihak pada kepentingan rakyat. "Saya ingin pemerintah mengambil posisi tegas berpihak pada rakyat dengan mengusung tiga pilar: mencerahkan, menggerakkan, dan menggembirakan," katanya.