TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional kubu Jokowi, Arsul Sani, menyebut data daftar pemilih tetap (DPT) ganda kubu Prabowo Subianto tidak kredibel. Sebab, ujar Arsul, data awal temuan kubu Prabowo itu sebanyak 25 juta DPT ganda, selang beberapa waktu, turun menjadi 8,1 juta.
Baca: KPU Yakin Data Ganda Tak Lebih dari Dua Persen Jumlah DPT
"Jadi klaim jumlah datanya itu jauh sekali turunnya. Itu saja sudah membuktikan data mereka tidak kredibel," ujar Arsul di Posko Cemara, Jakarta pada Jumat, 14 September 2018.
Menurut Arsul, dari analisis data orang-orangnya di daerah, temuan DPT ganda juga tidak sebanyak temuan kubu Prabowo. Sekretaris Jenderal PPP itu mencontohkan, di dapil-nya di Jawa Tengah X yang terdapat 3 kabupaten dan 1 kota, jumlah DPT ganda paling banyak terdapat di Kabupaten Pemalang sebanyak 600 pemilih. Total DPT di Kabupaten Pemalang sekitar 1 juta pemilih. "Jadi misalnya, paling banyak satu dapil itu 2 ribu pemilih, apa iya jumlahnya mencapai 8,1 juta?" ujar Arsul.
Baca: Bawaslu Temukan 1 Juta Pemilih Ganda, KPU: Mungkin Bertambah
Sebelumnya, kubu Prabowo mengklaim telah menemukan ada 8.145.713 pemilih ganda, berdasarkan penelusuran tim khusus mereka. Sementara itu, Komisi Pemilihan Umum atau KPU meyakini temuan jumlah pemilih ganda dalam DPT tak akan lebih dari dua persen. KPU saat ini tengah menyisir DPT hingga penetapan pada 15 September 2018.
"Kami yakin angkanya di bawah dua persen, bahkan satu persen dari total DPT," ujar Komisioner KPU, Viryan Azis, di kantornya, Jakarta, Rabu, 12 September 2018.
KPU telah menetapkan jumlah DPT sebanyak 185 juta pemilih pada 5 September 2018. Jika dihitung dari jumlah ini, maka KPU menargetkan data ganda tak sampai 1,85 juta pemilih.