TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Jumat sore, 14 September 2018, bergerak menguat sebesar tujuh poin menjadi Rp 14.785 dibandingkan posisi sebelumnya R p14.792 per dolar AS.
Baca juga: Kurs Rupiah Menguat Tipis di Level 14.834 per Dolar AS
"Dolar AS cenderung melemah terhadap mata uang sejumlah negara, termasuk rupiah merespons data indeks harga konsumen (IHK) yang lebih lemah dari perkiraan," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra di Jakarta.
Ia memaparkan angka IHK naik 0,2 persen pada Agustus dibandingkan bulan sebelumya, sementara pasar berharap kenaikan 0,3 persen. Sedangkan inflasi tahunan ke level 2,7 persen dari 2,9 persen.
"Angka inflasi AS yang lebih lemah bisa mempengaruhi keputusan rapat komite pasar terbuka Federal Reserve (FOMC) dalam memutuskan kebijakan suku bunga acuannya," ujar Ariston.
Selain itu, lanjut dia, apresiasi rupiah dipicu ketegangan perdagangan Amerika Serikat-Cina yang berpotensi mereda setelah Washington berusaha mengadakan negosiasi baru untuk kebijakan dagang dengan Beijing.
"Akan ada pembicaraan perdagangan kedua negara itu, situasi itu mengurangi permintaan dolar AS yang biasanya menguat jika ekskalasi perang dagang meningkat," katanya.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari ini tercatat mata uang rupiah melemah menjadi Rp 14.835 dibanding sebelumnya di posisi Rp 14.794 per dolar AS.
ANTARA