TEMPO.CO, Jakarta - Bepergian dengan pesawat bukan perkara mudah bagi insan Tuli. Kendati saat ini sudah tersedia pelayanan khusus bagi penyandang disabilitas, masih ada beberapa tantangan yang dialami insan Tuli ketika menggunakan sarana transportasi ini, termasuk saat berada di bandara.
Baca juga:
Fasilitas Sederhana Buat Insan Tuli yang Kerap Terabaikan
“Insan tuli sering salah paham jika mendapat arahan atau petunjuk dari petugas,” ujar Juniati Effendi, Ketua Pusat Layanan Juru Bahasa Isyarat ketika dihubungi Tempo, Senin 17 September 2018. Selain salah pengertian mengenai petunjuk yang diberikan petugas, insan Tuli tidak mengetahui informasi yang diumumkan melalui pengeras suara.
Kondisi ini kian menyulitkan ketika ada perubahan jadwal keberangkatan, pembatalan terbang karena berbagai sebab, misalnya cuaca buruk atau perbaikan pesawat. "Karena pemberitahuan hanya dilakukan melalui speaker, penumpang Tuli sering ketinggalan atau salah naik pesawat,” ujar Juniati.
Bahkan beberapa penumpang Tuli masih diminta menandatangani surat pernyataan sakit. Padahal, dalam Undang-Undang Nomor 1 tahun 2009 tentang Penerbangan disebutkan, penyandang disabilitas tidak termasuk kategori orang sakit. Lantaran banyaknya halangan bagi insan Tuli ini, penting adanya petugas bahasa isyarat di beberapa titik di bandara.
“Idealnya, ada dua juru bahasa isyarat di titik tertentu,” ujar Juniati. Titik-titik yang memerlukan juru penerjemah bahasa isyarat antara lain adalah titik keberangkatan, terutama yang terdekat dengan konter check in. Sebab di titik inilah, setiap penumpang pesawat memperoleh informasi lengkap mengenai penerbangannya. Mulai dari di pintu mana harus menunggu hingga informasi kursi pesawat.
Titik kedua yang memerlukan juru penerjemah bahasa isyarat adalah bagian imigrasi. Di titik ini, penumpang Tuli yang dilayani bukan hanya penumpang dalam negeri, namun juga dari mancanegara. Tentu, perlu ada penerjemah bahasa isyarat untuk membantu penumpang Tuli dari luar ke dalam negeri atau sebaliknya.
Titik ketiga yang memerlukan juru penerjemah adalah titik kedatangan. Di titik inilah penumpang Tuli memperoleh informasi mengenai tempat kedatangan dan mendapatkan mencari informasi mengenai transportasi yang dapat digunakan selama berada di tempat tertentu.
Juru penerjemah bahasa isyarat juga diperlukan ketika penumpang Tuli harus mencari koper atau barang bawaan lain yang masuk bagasi pesawat. Hal ini terkait dengan keamanan barang pribadi penumpang Tuli.
Artikel lainnya:
Sangkar Burung Buatan Perajin Tuli, Harganya Hingga Rp 4 Juta
Teman Tuli Rias Penari Pembukaan dan Penutupan Asian Games 2018