TEMPO.CO, Jakarta - Atlet Ni Nengah Widiasih tengah menghadapi masa-masa krusial dalam pemusatan latihan nasional Asian Para Games 2018 cabang angkat berat. Selama sebulan terakhir ini ia harus menurunkan berat badannya. "Saya memutuskan bertanding di kelas 41 kilogram dari sebelumnya di kelas 45 kilogram," kata Widiasih di Jakarta, kemarin.
Perkara menurunkan berat badan relatif tidak sulit namun hal paling penting, menurut dia, ialah menjaga bobot tubuh dan kekuatan angkatan. Perempuan yang akrab disapa Widi itu mengatakan harus menjalani diet ketat agar berat badannya tidak bertambah. Saat ini berat tubuh Widi sekitar 42 Kg. Sebelum bertanding di Asian Paragames, ia menyebut, bobot tubuhnya harus turun sekitar dua sampai tiga kilogram.
Baca: Presiden Jokowi Tinjau Pelatnas Asian Para Games 2018
Berbagai program diet harus dia lakoni. Usai mengikuti Kejuaraan World Para Powerlifting Asian-Oceania Open Championships di Kitakyushu, Jepang 8 September 2018, Widi menyatakan, sudah tidak lagi mengonsumsi nasi. "Nasi yang saya makan terakhir kali itu sesaat sebelum bertanding di Jepang. Sampai Asian Paragames nanti saya tidak akan makan nasi," ucapnya.
Ni Nengah Widiasih merupakan salah satu atlet angkat berat yang akan membela Indonesia di Asian Paragames 2018 di Jakarta. Ia merupakan peraih medali perunggu kelas 41 kilogram di Paralimpiade 2016, Rio de Jenairo, Brasil. Namun usai Paralimpiade ia memutuskan pindah kelas ke nomor 45 kilogram. Pada Kejuaraan World Para Powerlifting Asian-Oceania di Jepang, 8 September 2018 Widi sukses membawa pulang medali perak di kelas 45 Kg putri.
Lebih lanjut, selain menghindari makan nasi, Widi juga pantang mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung gula. Walhasil pilihan menunya tak pernah jauh dari aneka sayur-sayuran, jus buah tanpa gula, kentang, dan ubi-ubian rebus. Bila rasa lapar menyerang, ia memilih mengonsumsi air putih sebanyak-banyaknya. "Pokoknya kunyah-telan, kunyah-telan," ucapnya.
Baca: Asian Para Games 2018, David Jacobs: Atlet Difabel Perlu Dukungan
Widi mengaku harus disiplin dalam menjaga asupan makananya. Pola diet yang dilakukan dia jalani tanpa menambah suplemen khusus. "Saya tidak mau hanya karena mengonsumsi makanan enak malah jadi gagal," kata dia.
Sebetulnya, lanjut Widi, ada cara lain yang dapat menurunkan berat badan, yaitu dengan melakukan sauna. Namun ia enggan melakukan cara itu karena amat mudah terserang dehidrasi.
Selama proses menurunkan berat badannya Widi tidak mempunyai ahli gizi. Ia mengatakan pola diet yang ia jalani dilakukan dengan pantauan pelatih dan kesadaran dirinya sendiri. Meski demikian, Widi menyatakan, mempunyai seorang teman dari Brasil yang kerap dimintai saran ihwal pola makannya. Dari rekannya itu, perempuan kelahiran Bali, 12 Desember 1992 selalu mendapat masukan mengenai pola makannya.
Di Asian Para Games 2018 Widi menargetkan bisa mendapatkan medali atau berada di peringkat dua besar. Salah satu pesaing terberatnya di kelas 41 Kg datang dari Cina, yaitu lifter Cui Zhe. Pada Paralimpiade 2016 Cui Zhe berhasil membawa pulang medali perak. "Peluang saya 50:50 dengan dia. Tinggal dilihat siapa yang paling siap," kata Widi.
ADITYA BUDIMAN