TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Dinas Pariwisata Nusa Tenggara Barat (NTB) Lalu Moh Faozal menjadi korban penyanderaan oleh sekelompok teroris. Di badan Faozal, para teroris itu memasangkan rangkaian bom yang siap meledak. Tim gabungan TNI dan Polri pun berusaha membebeaskan Faozal. Atraksi ini menjadi rangkaian peringatan HUT TNI ke-73 di NTB.
Baca: Jokowi di HUT TNI ke-73: Tugas Saya Memberantas Warisan PKI
Berlangsung nyaris dua puluh menit, simulasi pembebasan Faozal tersebut betul-betul layaknya film laga. Setelah kerja sama dan kordinasi antar personel, Faozal bisa dibebaskan. "Atraksi ini sekaligus menguji hasil latihan dan kemampuan personel jika sewaktu-waktu dibutuhkan," kata Komandan Korem 162 Wirabhakti Kolonel CZI Ahmad Rizal Ramdhani, Jumat, 5 Oktober 2018, selesai atraksi tersebut.
Menurut Rizal Ramdhani, dalam penanganan seperti ini dibutuhkan informasi yang betul-betul valid tentang jumlah sandera, jumlah pelaku, senjata yang akan digunakan, serta titik-titik yang dikuasai para pelaku. Selain itu, tim di lapangan juga mesti mengetahui lokasi para sandera lengkap dengan peta atau denah bangunan tempat penyanderaan.
Hal itu, kata dia, akan berpengaruh terhadap jumlah personel maupun alat peralatan yang dibutuhkan dalam penanganannya termasuk taktik dan strategi yang akan diterapkan untuk menyelesaikan misi tersebut. “Jadi memang harus profesional dalam penanganan sandera seperti ini dengan mengedepankan keselamatan dan keamanan sandera, ” kata dia.
Usai menggelar Upacara Peringatan HUT TNI ke 73 tahun 2018 di Lapangan Kantor Gubernur NTB, acara dilanjutkan dengan syukuran di Islamic Center Hubbul Wathon Mataram dengan menggelar acara potong nasi tumpeng.
Simak juga: HUT TNI Ke-73, Jokowi Apresiasi Peran Tentara Tangani Bencana
Gubernur NTB Zulkieflimansyah menyampaikan ucapan terimakasih karena TNI telah membantu korban gempa Lombok dan Sumbawa. "TNI selalu hadir untuk membantu dalam kondisi apapun," kata dia di sela acara HUT TNI ke-73.