TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Sekretaris Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, Raja Juli Antoni menjelaskan ihwal alasan kata-kata sindiran yang mulai dilancarkan calon presiden inkumben Joko Widodo (Jokowi) ataupun tim kepada kubu penantang-nya, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno. Sindiran itu disampaikan dengan menyebut politikus sontoloyo hingga politik genderuwo.
Baca: Jokowi di Ultah PSI: Ada yang Menakut-nakuti dari Dalam Negeri
Antoni mengatakan, sebetulnya koalisinya tak ingin terjebak dalam politik sindir-menyindir, melainkan bermain dengan politik gagasan. Namun, sampai hari ini, kata Antoni, koalisinya jengah dengan berbagai data yang dinilai tidak valid dari kubu Prabowo untuk menyerang pemerintah. Sementara, kubu Prabowo juga dianggap tak pernah menawarkan program yang lebih baik.
"Silakan tanya Pak Prabowo dan Pak Sandi, apa resep mereka mengurangi kemiskinan? Kita enggak pernah tahu apa program yang ditawarkan," ujar Antoni saat ditemui Tempo usai acara peringatan hari jadi PSI keempat di Indonesian Convention Exhibition (ICE) Tangerang, Banten, Ahad, 11 November 2018.
Antoni mencontohkan, Prabowo-Sandiaga dan timnya terus mengatakan bahwa angka pengangguran naik. Sementara tren data angka pengangguran turun. Antoni mengklaim, selama empat tahun pemerintahan Jokowi, 3 juta masyarakat Indonesia mendapatkan lapangan pekerjaan per tahun.
Baca: Pengamat Sebut Jokowi dan Prabowo Kehilangan Narasi Soal Program
"Empat tahun sudah 12 juta, dan sudah melebihi janji kampanye Jokowi untuk menciptakan 10 juta lapangan kerja dalam 5 tahun," ujar Antoni.
Untuk itu, jika tak ingin terjebak dalam hal-hal yang tak substantif, Antoni mengimbau kubu lawan untuk beradu program dan berbicara dengan data yang valid. "Kubu sebaliknya (oposan) itu sekali-kali perlu diingatkan. Ada saatnya kita ngomong beneran tentang program," ujar Antoni.