TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengerahkan sebanyak 1.400 relawan yang sudah terverifikasi untuk mengawasi informasi dan antisipasi banjir di lapangan. Relawan sekaligus memberikan peringatan dini saat banjir benar terjadi.
Baca:
Malam-malam Anies Baswedan Datangi Kali Sunter di Cipinang Melayu
"Selama ini kami menerima laporan banjir itu harus diverifikasi dulu, kami tidak tahu validitas laporannya," ujar Anies di Balai Kota, Senin 11 November 2018. "Karena itu kami merekrut 1.400 orang yang terverifikasi di seluruh wilayah Jakarta."
Anies menuturkan ketika ribuan relawan itu mengirimkan laporan, maka tim Jakarta Smart City tidak perlu mengecek ulang kembali. Pemerintah DKI bisa langsung merespons laporan soal banjir itu karena dipastikan bukan kabar bohong atau hoax.
Baca:
Kampung Melayu Terendam Banjir Dini Hari, Ratusan Jiwa Terdampak
Anies menerangkan para relawan itu terdiri dari ketua RT, ketua RW, Lembaga Musyawarah Kelurahan, dan Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat. Para penggiat masyarakat itu dijaring lewat Biro Tata Pemerintahan DKI Jakarta dan tersebar di semua tempat.
Petugas Dinas Kebersihan DKI Jakarta membersihkan sampah yang menumpuk di Pintu Air Manggarai, Jakarta, Senin, 12 November 2018. Pembersihan itu dilakukan untuk melancarkan aliran Sungai Ciliwung dan mencegah banjir. ANTARA
Mengerahkan atau menyediakan ribuan relawan itu menjadi bagian dari cara Anies Baswedan menghadapi ancaman bencana banjir di Jakarta. Langkah lainnya adalah pengerukan kali, rekayasa lalu lintas, penyiagaan pompa air, sosialisasi penanganan banjir, dan memastikan kelancaran pemberian bantuan logistik.
Baca:
Anies Baswedan Uji Coba Vertical Drainage Hadapi Musim Banjir
Terpisah Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa 80 persen wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) telah memasuki musim hujan. Juru bicara BMKG Hary Djatmiko mengatakan intensitas hujan di wilayah selatan Jabodetabek dalam beberapa hari ke depan diperkirakan bakal terus meningkat.
Hary meminta masyarakat yang berada di wilayah banjir dan tanah longsor agar berhati-hati atas ancaman bencana hidrometeorologi. "Angin kencang juga berpotensi mengancam," ujarnya.