TEMPO.CO, Bandung - Menteri Pariwisata Arief Yahya menjanjikan penetapan dua Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata di Jawa Barat menanggapi komitmen Gubernur Ridwan Kamil yang mencanangkan daerahnya akan menjadi provinsi pariwisata.
Baca juga: Ridwan Kamil: Jawa Barat Siaga Bencana Banjir dan Longsor
“Waktunya paling cepat tiga bulan. Tadi saya janjikan triwulan pertama tahun 2019 akan selesai. Langsung penetapan dari pemerintah pusat,” kata dia selepas berbicara di Pembukaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) Jawa Barat 2018-2023 di Bandung, Selasa, 13 November 2018.
Arief mengatakan Jawa Barat sendiri tidak mempunyai satu pun KEK Pariwisata. “Saya pengin Jawa Barat punya Kawasan Ekonomi Khusus, yang sudah siap kebetulan ada di Jawa Barat bagian selatan, Pangandaran dan Sukabumi,” kata dia.
Kandidat KEK tersebut, yakni usulan KEK Cikidang oleh PT Bintang Raya Loka Lestari seluas 888 hektare di Kabupaten Sukabumi. Cikidang dirancang menjadi KEK fusi sains dan teknologi canggih, pariwisata menyeluruh, pertanian, kesehatan presisi, industri, teknologi maju, serta ruang dan gaya hidup berkelanjutan. Total investasi keseluruhan ditaksir Rp 1,2 triliun, dan total pengeluaran operasionalnya Rp 1,9 trilun. Diproyeksikan menyerap 87 ribu tenaga kerja.
Kedua, usulan KEK Pangandaran oleh PT Pancajaya Makmur Bersama di atas lahan seluas 200 hektare di Kabupaten Pangandaran. Pangandaran dirancang menjadi kawasan akomodasi komersial, pusat riset dan inkubator bisnis, serta mix used hiburan. Total investasi kawasan ditaksir Rp 494,4 miliar, serta investasi pelaku usaha Rp 9,8 triliun. Diproyeksikan dapat menyerap tenaga kerja hingga puluhan ribu orang.
Arief mengatakan, keberadaan KEK akan menguntungkan pemerintah daerah. Pemerintah pusat akan menggelontorkan bantuan infrastruktur menyokongnya. Dia mencontohkan, Banten yang mendapat penetapan KEK Tanjung Lesung, langsung mendapat kucuran proyek jalan tol senilai Rp 7 triliun.
“Membuat KEK tidak mudah. Tapi setelah memiliki KEK akan mendapat banyak kemudahan dari pemerintah pusat. Contoh infrastruktur dan utilitas dasar seperti jalan, air, listrik, internet akan disediakan pemerintah. Bahkan saya yakin bandara akan bisa kita bicarakan baik di Pangandaran dan Sukabumi,” kata Arief.
Keberadaan bandara yang menyokong KEK seperti di tempat lain di Indonesia akan mendorong pengembangannya. “Sekali di Pangandaran dan Sukabumi ada bandara yang lebih bagus, katakanlah sampai 2.700 meter (panjang landasannya), itu akan tumbuh Jawa Barat bagian selatan,” kata Arief.
Arief mengatakan, penetapan dua KEK di Jawa Barat tersebut relatif sudah tidak ada kendala karena lahan sudah tersedia. “Kalau dari perizinan seharusnya sudah tidak. Yang paling berat umumnya adalah Amdal, bagus pemerintah sekarang bisa dilakukan secara paralel. Jadi ada izin prinsip, paralel sekaligus mengurus Amdal,” kata dia.
Setelah penetapan tersebut pengelolanya wajib membangun dalam tiga tahun. “Proses selanjutnya wajib membangun dalam waktu 3 tahun, dan it paling cepat. Contohnya Tanjung Kelayan, selama setahun sudah bisa membangun,” kata Arief.
Arief mengatakan, sejumlah daerah sudah mendapat keuntungan dengan keberadaan KEK Pariwisata. Kawasan yang dirancang memiliki sejumlah kemudahan, terutama perizinan, diklaimnya sudah terbukti menarik investasi dalam jumlah besar dalam waktu singkat. “KEK Mandalika sekarang, baru kick-off, sudah (memperoleh investasi) hampir 2 miliar Dollar AS, hampir Rp 30 triliun. Investasinya mudah, birokrasinya sangat mudah,” kata dia.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mencanangkan pengembangan pariwisata akan menjadi wajah pembangunan Jawa Barat lima tahun ke depan yang akan dituangkan dalam dokumen RPJMD yang saat ini tengah dibahas bersama DPRD Jawa Barat.
“Pariwisata itu adalah pilihan yang paling mudah, paling murah, dan paling banyak menyerap pengangguran. Dimana pengangguran kita lebih tinggi dari nasional, ketimpangan masih terasa. Dengan pariwisata, dengan kemandirian desa, itu cara kita menjadikan Jawa Barat lebih maju, ditambah dukungan infrastruktur dari pemerintah pusat,” kata dia, Selasa, 13 November 2018.
Ridwan Kamil mengatakan, pariwisata akan menjadi lokomotif ekonomi Jawa Barat. Dia menjanjikan akan membangun masing-masing 1 destinasi wisata di tiap kabupaten/kota dalam lima tahun.