TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Putu Supadma Rudana menilai Prabowo Subianto-Sandiaga Uno belum memanfaatkan potensi yang ada di koalisi untuk pemenangan pemilihan presiden 2019. Potensi yang dia maksud ialah sosok Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketua Komandan Satuan Tugas Bersama Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Baca: SBY - Demokrat Tak Pernah Diajak Bahas Draf Koalisi Keumatan
Padahal, menurut Putu, bapak-anak petinggi Demokrat itu dapat membantu pemenangan pasangan calon nomor urut 02 itu. "Ini kok potensi SBY, potensi AHY tidak digunakan oleh Pak Prabowo dan Sandi. Kalau digunakan bisa memenangkan kontestasi ini," kata Putu di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, 15 November 2018.
Putu mengungkit pengalaman Partai Demokrat yang memenangi pilpres 2004 dan 2009. Dia juga mengungkit bahwa SBY pernah menjadi presiden selama dua periode. Selain itu, kata juru bicara Kogasma ini, AHY juga merepresentasikan generasi milenial Indonesia.
Putu mengklaim partainya tak pernah kalah dalam Pemilihan Umum (Pemilu). Dia pun berujar, Demokrat ingin menang dalam Pemilu ini setelah sebelumnya memilih netral di pilpres 2014. "Jika kami ingin mengusung, kami ingin menang. Pada saat kemenangan itu jauh, kami akan berbicara," ujar Putu.
Baca: Gerindra: SBY - AHY Belum Tepati Janji Kampanye Bareng Prabowo
Putu meminta Prabowo dan Sandiaga segera menggelar konsolidasi tim pemenangan. Dia mengatakan konsolidasi dan duduk bersama antara elite koalisi ini penting untuk menyusun program dan rencana ke depan.
"Jika tidak ada duduk bersama, berkomunikasi, berkonsolidasi, justru ini akan menimbulkan masalah. Dampaknya apa? Tidak hadirnya kemenangan untuk paslon nomor dua," kata juru bicara Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga ini.