TEMPO.CO, Jakarta - Rencana Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memasang jaring besar di 13 sungai Jakarta mendapat kritik pedas dari Ketua Fraksi Partai Nasdem DPRD DKI Bestari Barus. Langkah Anies itu dinilai tak tepat sasaran karena jaring hanya berfungsi sebagai antisipasi preventif, bukan sebagai pencegahan dini.
Baca: Waring Kali Item Dicopot, Apa Saja yang Disiapkan Anies Baswedan?
"Harusnya Anies memberikan kesadaran kepada masyarakat di hulu untuk tidak membuang sampah di aliran sungai dan mengajak mereka untuk bersama-sama merawat sungai," kata Bestari saat dihubungi wartawan pada Sabtu, 17 November 2018.
Menurut Bestari, langkah Anies mencegah sampah masuk ke Jakarta dengan pemasangan jaring menunjukkan kegagalan dalam memberikan solusi dan kemampuan manajerial. Menurut dia, pemasangan jaring raksasa adalah hal yang tak penting dan perlu.
Kemarin, Anies Baswedan menyatakan akan membangun saringan besar di 13 sungai alami yang masuk ke Jakarta. Dia menyoroti sampah dengan jumlah masif mengalir ke 13 sungai setiap kali musim hujan dan banjir.
"Saya kemarin sudah siapkan, tahun depan akan membangun saringan-saringan besar semacam bendungan untuk menyaring sampah agar tidak masuk ke dalam kota," kata Anies.
Anies mengatakan cara itu bakal mencegah sampah menumpuk di beberapa lokasi seperti Pintu Air Manggarai, Jakarta Selatan. Dia menegaskan, limpahan atau kiriman sampah seperti itu tak bisa dibiarkan terus terjadi. "Pembiaran dapat merusak rumah atau lingkungan di sekitar sungai," katanya.
Bestari menyarankan Anies melakukan hal yang lebih baik daripada sekadar memasang jaring raksasa. Sebab, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang dialokasikan untuk pencegahan banjir cukup besar.
Baca: Kisah dari Pintu Air Manggarai: Sampah Kiriman Bisa Jadi Rebutan
"Percuma APBD gede gini untuk masang jaring. Di sini kelihatan bahwa seluruh tim gubernur termasuk TGUPP-nya itu gagal menghadirkan satu kebijakan," kata dia.