TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Badan Pemenangan Nasional Prabowo – Sandiaga Uno, Ferdinand Hutahaean menyebut tim Jokowi - Ma'ruf Amin kerap memakan umpan yang dilemparkan kubunya. Mantan relawan Jokowi pada pemilihan presiden 2014 ini pun menyebut hal itu merupakan kelemahan tim inkumben.
"Kami banyak melempar umpan-umpan kepada tim Jokowi Ma'ruf dan ternyata mereka makan umpan-umpan busuk yang kami lempar," kata Ferdinand di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Ahad, 9 Desember 2018. Ferdinand mencontohkan salah satu umpan ialah anggapan bahwa koalisi Prabowo tak solid. Dia mengklaim kubu Prabowo sebenarnya amat solid.
Baca:
Ferdinand mengklaim tim Prabowo banyak melontarkan kamuflase kepada publik. Adanya anggapan soal konflik internal dan ketidakseriusan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono mendukung Prabowo -Sandiaga, kata Ferdinand, adalah bagian dari kamuflase itu.
"Kami melempar banyak kamuflase, kami lempar umpan ke sana untuk mengelabui apa yang kami lakukan sesungguhnya," ujar Ketua Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum DPP Partai Demokrat ini.
Baca: Kubu Prabowo - Sandiaga Ingin Memecah Suara ...
Ferdinand mengklaim, SBY selama ini gencar bekerja meraih suara untuk kemenangan partai. Dia berujar kemenangan Demokrat juga bakal mendatangkan kemenangan bagi Prabowo - Sandiaga.
Ferdinand juga menyebut sudah ada tanda-tanda kekalahan bagi Jokowi-Ma'ruf. Kata dia, elektabilitas Jokowi - Ma'ruf berdasarkan sejumlah survei tercatat stagnan. Sigi Lingkaran Survei Indonesia Denny JA, misalnya, mencatat elektabilitas Jokowi berada di kisaran 53,2 persen.
Simak: Cucu Pendiri NU Janjikan 60 Persen Suara ...
LSI juga menyatakan elektabilitas Prabowo - Sandiaga stagnan di angka 31,2 persen. Namun, koalisi Prabowo - Sandiaga acapkali mengklaim elektabilitas pasangan nomor urut 02 ini mengalami tren meningkat. Cawapres Sandiaga Uno juga mengklaim elektabilitasnya dan Prabowo hanya terpaut 11 persen dengan pasangan petahana.