TEMPO.CO, Jakarta - Putra sulung PM Kamboja Hun Sen yang meniti karir politik dengan partai berkuasa ayahnya, Partai Rakyat Kamboja, telah memunculkan spekulasi akan meneruskan karir politik ayahnya.
Letnan Jenderal Hun Manet, 41 tahun, wakil kepala angkatan bersenjata Kamboja, diangkat dari Komite Pusat Partai Rakyat Kamboja yang beranggotakan 865 orang, menjadi anggota Komite Tetap yang beranggotakan 37 orang, yang menjadi badan penentu kebijakan penting Kamboja, menurut laporan Bangkok Post, 22 Desember 2018.
Baca: Parlemen Kamboja Longgarkan Aturan Berpolitik Oposisi
Enam anggota Partai Rakyat Kamboja lain, tiga wakil perdana menteri dan tiga petinggi militer, juga diangkat menjadi anggota Komite Tetap selama kongres partai pada Kamis kemarin.
Letnan Jenderal, Hun Manet, merupakan kepala staf gabungan Angkatan Bersenjata Kamboja. Reuters.
Hun Sen yang telah memimpin Kamboja selama tiga puluh tahun lebih sering menyebut putra sulungnya, Hun Manet, sebagai penerus potensial dirinya. Adik Hun Manest, Hun Manit, juga menempati jabatan militer penting sementara si bungsu Hun Many, yang juga disebut-sebut calon penerus ayahnya adalah anggota Majelis Nasional.
Baca: Hun Sen Tidak Mau Ada Pangkalan Militer Asing di Kamboja
Partai Hun Sen mutlak menang pemilu pada Juli kemarin, setelah pengadilan membubarkan partai oposisi Kamboja. Partainya menang 125 kursi di Majelis Nasional, yang membuatnya resmi kembali menjabat PM Kamboja secara resmi pada September. Dengan hasil ini Hun Sen menjadi kepala negara terlama di dunia yang masih memimpin.
Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen berbincang dengan Angelina Jolie saat berkunjung ke Phnom Penh, Kamboja, 17 September 2015. Dalam pembuatan film tersebut, istri Brad Pitt tersebut juga akan mengajak anak asuhnya, Maddox yang diasuh dari Kamboja untuk ikut bermain film tersebut. AP Photo
Hasil ini tentu saja ditolak oleh partai oposisi, Partai Penyelamat Nasional Kamboja atau CNRP. Phnom Penh Post melaporkan ketua partai sementara CNRP yang tinggal di pengasingan, Sam Rainsy, menuding hasil pemilu 29 Juli dimanipulasi.
Baca: Dokumen Bocor Sebut Rezim Hun Sen Bakal Perketat Pengawasan
Hun Sen pertama kali menjadi perdana menteri pada 1985 setelah kekuasaan rezim Khmer Merah yang bertanggung jawab atas kematian sekitar 1,7 juta warga Kamboja. Selama berkuasa, Hun Sen membungkam lawan politiknya dengan aksi kekerasan dan represif termasuk kudeta pada tahun 1997.