TEMPO.CO, Jakarta - Pergerakan nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa sore, menguat sebesar 31 poin ke posisi Rp14.093 dibandingkan sebelumnya Rp14.124 per dolar AS.
BACA: Hari Ini Kurs Rupiah Jisdor Menguat ke 14.052 per Dolar AS
"Pergerakan rupiah cenderung dipengaruhi oleh sentimen eksternal. Penutupan pemerintah di Amerika Serikat menjadi sentimen positif bagi rupiah," ujar Pengamat pasar uang dari Bank Woori Saudara Indonesia Rully Nova di Jakarta, Selasa, 15 Januari 2019.
Ia menilai dampak penutupan pemerintahan Amerika Serikat akan berdampak pada perlambatan perekonomian Amerika Serikat, akibatnya aset berdenominasi dolar AS menjadi kurang diminati dan beralih ke negara-negara berkembang dengan prospek perekonomian yang menjanjikan, seperti Indonesia. Namun, menurut dia, apresiasi rupiah dapat tertahan menyusul data neraca perdagangan Indonesia yang mengalami defisit.
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan neraca perdagangan Indonesia pada 2018 mengalami defisit mencapai US$ 8,57 miliar. Ekonom Samuel Sekuritas, Ahmad Mikail mengatakan penutupan pemerintahan yang terjadi merupakan yang terlama dalam sejarah Amerika Serikat. "Itu yang membuat laju dolar AS cenderung tertahan," katanya.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari ini tercatat mata uang rupiah melemah menjadi Rp 14.084 dibanding sehari sebelumnya di posisi Rp14.052 per dolar AS.
ANTARA