TEMPO.CO, Kediri - Di Kediri, Jawa Timur, ada warung pecel yang terbilang istimewa. Warung pecel bernama Punten Berisik ini memiliki banyak julukan. Ada yang menyebutnya warung pecel punten, warung berisik, pecel termahal di dunia, hingga warung ‘mbenjing mriki malih (besok ke sini lagi)’. Seluruh julukan itu diberikan para penggemarnya.
Baca: Teh Manis, Warung Keren di Bali ala Tamara Bleszynski
Selain menyediakan pecel, Warung Punten Berisik yang terletak di Kecamatan Pesantren, Kota Kediri, juga menyediakan aneka makanan tradisional. Julukan warung pecel punten disematkan karena menu utama warung ini adalah pecel punten.
Punten adalah makanan yang diolah dari beras dan santan kental. Cara pembuatannya seperti membuat nasi kuning (tanpa kunyit). Setelah masak, adonan punten ditumbuk hingga padat sebelum disajikan bersama sayur dan sambal pecel.
Menikmati pecel punten di warung ini juga harus menyiapkan kuping lebih tebal. Musababnya, sikap para pelayannya yang ramai dan kerap berteriak saat berkomunikasi dengan pengunjung. Tak jarang suara mereka terdengar sahut-sahutan dari meja saji di depan dengan rekannya di bagian belakang.
Entah merupakan strategi atau bukan, yang jelas keriuhan itu memancing suasana warung menjadi ramai. "Saya dan teman-teman menyebutnya warung berisik," kata Yogantara, seorang pelanggan warung.
Artikel lainnya:
Kuliner Esktrim Warung Mbak Susi: Dari Codot hingga Biawak Goreng
Julukan pecel termahal di dunia disematkan karena seluruh harga menu makanan memakai nomimal jutaan. Harga satu porsi pecel punten misalnya, dibanderol Rp 5 juta tanpa minum dan tambahan lauk. Isinya juga minimalis, yakni dua potong punten, sayuran, kerupuk pasir, dan sambal pecel.
Menu nasi pecel punten di warung pecel Punten Berisik di Kediri, Jawa Timur. TEMPO | Hari Tri Wasono
Tentu saja nominal tersebut bukan harga sebenarnya. Namun sejak warung ini dibuka hingga sekarang, petugas kasir selalu menggunakan harga juta untuk menggantikan ribu pada menu makannya. Harga Rp 5 juta untuk satu porsi pecel punten berarti Rp 5.000.
Sedangkan julukan mbenjing mriki maleh (besok kesini lagi) adalah pengucapan wajib yang disampaikan pelayan kepada setiap pengunjung yang meninggalkan warung. Dengan suara kencang dan koor, mereka mengucapkan kalimat itu sebagai salam perpisahan. Ramai bukan?
Tak sekedar menjual gimik, rasa yang ditawarkan di warung ini juga istimewa. Puntennya begitu pulen, gurih, dan bersih. Sangat cocok untuk dipadukan dengan pedas sambal pecel dan kesegaran sayur rebus. Apalagi belakangan pengelola warung menambahkan aneka lauk masakan tradisional seperti lele goreng, ayam goreng, nasi jagung, tempe, tahu, hingga ikan laut kuah pedas.
Konsep self service atau prasmanan menambah daya tarik pengunjung untuk menjajal semua makanan. Karena itu tak heran jika pelayan warung harus bolak balik ke dapur untuk mengisi wadah kosong.
Baca juga: Jangan Terjebak di Warung 'Nuthuk' Saat Travelling ke Malioboro
Alasan itu pula yang membuat pengunjung rela menempuh perjalanan 10 kilometer dari pusat Kota Kediri menuju warung. Karena kelak, perjalanan panjang itu akan setimpal dengan kenikmatan kuliner yang dicecap.
Selanjutnya Siapa Pemiliknya?