TEMPO.CO, Jakarta - Media sosial dan masyarakat umum perlu tahu kalau penyandang disabilitas netra dan tuli dapat mengoperasikan ponsel. Pemahaman ini perlu disampaikan karena masih ada yang menganggap penyandang disabilitas yang menggunakan ponsel sedang berpura-pura.
Baca: Sebaiknya Sebut Penyandang Disabilitas, Bukan Difabel, Sebab...
Salah satu peristiwa yang sedang viral adalah foto seorang perempuan di Inggris yang menggunakan tongkat tunanetra berwarna putih sedang mengoperasikan ponsel. Gambar ini menjadi bahan perbincangan di Fabecook karena sejumlah netizen menganggap perempuan itu sedang berpura-pura menjadi tunanetra.
Kendati wajah perempuan dalam foto itu diburamkan, anggapan bahwa tunenatra tak bisa mengoperasikan ponsel memancing reaksi para aktivis disabilitas. "Memang sudah biasa para penyandang disabilitas menghadapi diskriminasi dan stigma sosial. Padahal kenyataannnya tunanetra dan insan tuli memang dapat mengoperasikan ponsel, menonton televisi, dan menonton youtube dengan cara mereka sendiri," ujar David Clark, Direktur Pelayanan dari The Royal National Institute of Blind People, seperti yang dikutip dari BBC, Selasa 29 Januari 2019.
Salah satu aktivis disabilitas dari London, Inggris, yang bereaksi keras atas foto tadi adalah Amy Kavanagh. Doktor berusia 29 tahun tersebut merasa kecewa dengan Facebook. "Saya tersakiti dan kecewa atas unggahan tersebut, tanpa melihat makna sebenarnya dari balik gambar dan hanya untuk kepentingan tertentu," ujar Kavanagh yang merupakan seorang tunanetra low vision.
Menurut Kavanagh, ponsel adalah alat bantu yang paling terakses. Dengan ponsel, tunanetra dapat memesan taksi online, menyusuri jalan melalui peta digital ketimbang menghubungi temannya.
Baca juga: Perusahaan di Amerika Mesti Bikin Indeks Kesetaraan Disabilitas
Stigma kepura-puraan juga dialami tunanetra yang juga insan tuli, Ellen Fraser-Barbour. Aktivis disabilitas dari Adelaide, Australia ini pernah dihampiri seseorang yang menanyakan tentang disabilitasnya lantaran melihat dia mengoperasikan ponsel. "Masyarakat sering bertanya kepada saya, apakah saya benar-benar tunanetra dan tuli? Atau saya hanya ingin mendapatkan fasilitas saja," ujar Fraser.
Bagi Fraser dan sebagian besar tunanetra serta insan tuli, ponsel membantu mereka untuk lebih mandiri. Dengan teknologi yang aksesibel di ponsel, Fraser tak sulit berkomunikasi dan tak perlu merepotkan orang lain jika ingin melakukan sesuatu.