TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto - Sandiaga Uno, Andre Rosiade, mengatakan surat permohonan maaf yang diduga dibuat oleh petani bawang Brebes, Jawa Tengah, bernama Muhammad Subkhan adalah fitnah yang luar biasa. Saat dimintai konfirmasi tentang kebenaran surat itu, Andre dengan singkat mengatakan surat itu adalah hoax alias bohong.
Baca juga: Dituduh Drama Sandiaga - Petani Bawang, Timses: Ekonomi Sulit
"Hoax, ini fitnah luar biasa ke bang Sandi (Sandiaga Uno), ini pihak sebelah melakukan propaganda fitnah ke bang Sandi," kata Andre pada wartawan saat dimintai konfirmasi. Andre juga mengirimkan sebuah video berdurasi 1 menit 13 detik yang memuat pernyataan Subkhan bahwa dia tak pernah membuat surat itu.
Dalam video itu, Subkhan mengatakan dirinya tak pernah membuat suatu surat pernyataan apapun terkait dengan kegiatannya dengan Sandiaga Uno kemarin, Senin, 11 Februari 2019. "(Kabar bahwa) peristiwa tanggal 11 Februari itu dipaksa, demi Allah itu tidak benar dan itu fitnah," kata Subkhan dalam video itu.
"Saya segera meminta untuk segera diusut tuntas."
Sebelumnya, banyak pihak menuding aksi Subkhan memberi kesaksian kehidupan petani bawang pada Sandiaga Uno hanyalah rekayasa. Sebab, Subkhan selama ini dikenal sebagai Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Brebes. Faktanya, dia memang pernah menjabat sebagai Ketua Divisi Sosialisasi KPU setempat. Subkhan membenarkan kalau dia pernah menduduki posisi penting di KPU Brebes. Tapi dia menampik tudingan bahwa dia bukanlah petani.
“Saya memang pernah menjabat sebagai anggota KPU satu periode (2014-2018). Tapi apakah saya tidak boleh bertani. Sebelum di KPU Saya sudah lama jadi petani. Saya keluarga petani,” ungkap dia.
Baca juga: Sandiaga Janji Prabowo Beri Sesuatu yang Berbeda di Debat Capres
Untuk meyakinkan publik bahwa dia petani bawang, Subkhan menyatakan saat ini masih menjadi ketua kelompok Tani Sumber Pangan Desa Tegalglagah, Kecamatan Bulakamba. “Akta notarisnya masih ada atas nama saya,” katanya.
Dia juga sedang menggarap lahan pertanian sewa milik orang tuanya di Desa Tegalglagah seluas 4 bahu. Selain itu, dia menyewa tanah bengkok seluas seperempat hektare untuk ditanami bawang merah di desa yang sama. “Jadi saya itu jelas-jelas petani.”