TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia Din Syamsuddin menyampaikan sebuah pesan hikmah untuk masyarakat dalam Pemilihahn Presiden atau Pilpres 2019.
Baca: Prabowo Debat Tanpa Data, Timses Tak Menyangka Jokowi Agresif
"Cintailah kekasihmu sedang-sedang saja. Karena boleh jadi sewaktu-waktu dia akan menjadi orang yang engkau benci. Dan bencilah lawan politikmu sedang-sedang saja. Karena boleh jadi sewaktu-waktu engkau akan mencintainya," kata Din di Kantor MUI, Jakarta, Rabu, 20 Februari 2019.
Din menjelaskan makna ungkapannya adalah agar pendukung masing-masing calon presiden 2019 rasional, proposional, dan moderat dalam berpolitik. Din meminta agar mereka tidak terlalu ekstrim dalam mendukung pilihannya. "Apalagi sampai menghujat, meniadakan, dan mendegradasi kemanusiaan," katanya.
Din menyayangkan adanya pendukung yang memanggil nama orang yang berbeda pilihan politiknya dengan istilah binatang. Sebab, kata dia, itu sama saja tidak menghargai manusia sebagai ciptaan Tuhan yang seharusnya dimuliakan.
Menurut Din, ormas Islam dan Dewan Pertimbangan MUI menyerukan agar bangsa Indonesia menghadapi agenda demokrasi, khususnya pileg dan pilpres, secara damai dan beradab. Ia mengajak masyarakat untuk beranggapan agenda demokrasi sebagai cara menghindari ketidakadaban.
Simak juga: Jubir JK: Prabowo Beli Perusahaan, Bukan Beli Lahan di Kalimantan
"Biar lah kita berbeda pilihan, baik untuk anggota legislatif dan partai, maupun untuk pilpres. Tapi jangan lah, baik untuk ukhuwah islamiyah, ukhuwah wathaniah, persaudaraan kebangsaan kita porak poranda maka itu yang kami pesankan agar interaksi kelompok pendukung terutama di media sosial itu jangan terlalu ekstrim," ujar dia.