TEMPO.CO, Jakarta - Calon presiden inkumben Joko Widodo atau Jokowi menyindir para pengusaha yang pernah memprotes karena proyek tol selalu digarap Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Jokowi mengatakan bukan pemerintah yang tidak ingin memberikan proyek, melainkan swasta yang tidak ingin menggarap proyek itu.
Menurut Jokowi, ia telah menyampaikannya sejak awal dengan syarat internal rate of return (IRR) di bawah 10. “Siapa yang mau? Silakan tunjuk jari, saya beri sepeda," ujar Jokowi ketika berpidato dalam acara deklarasi dukungan pengusaha pekerja pro Jokowi di Istora Senayan, Jakarta pada Kamis malam, 21 Maret 2019.
Baca: Erwin Aksa : Hipmi dan Kadin, Kepalanya ke Jokowi, Badan ke Sandi
Jokowi menjelaskan perusahaan pelat merah banyak menggarap proyek tol karena mempertimbangkan IRR atau indikator tingkat efisiensi suatu investasi itu. Dengan mempertimbangkan IRR, lebih banyak dikerjakan oleh BUMN karena bisa disuntik penyertaan modal negara (PMN) untuk menggarap tol yang tingkat keuntungannya kecil. Sedangkan perusahaan swasta tidak mungkin mendapatkan suntikan modal dari negara.
Menurut Jokowi, pembangunan tol dalam periode pertama pemerintahannya memang sengaja jor-joran untuk membangun infrastruktur.
Baca: Jawaban JK Saat Ditanya Beda Pemerintahan Jokowi dan SBY
Ketua Kadin Rosan Roeslani merupakan salah satu orang yang protes ke Jokowi agar proyek jangan cuma digarap BUMN, tapi juga swasta. Dalam peringatan HUT ke50 Kadin Indonesia pada September 2018, Jokowi juga mengungkap alasan yang sama mengenai BUMN banyak menggarap proyek jalan tol, sebagai respons protes Rosan. "Saya tahu Pak Rosan bilang, Pak Presiden jangan banyak jalan tol dikerjakan oleh BUMN, yang kerjain swasta saja'," kata Jokowi di Hotel Ritz-Carlton, Pacific Place, Jakarta pada September 2018.
Kini, Rosan menjadi anggota Tim Kampanye Nasional Jokowi - Ma'ruf. Rosan juga hadir dalam acara deklarasi dukungan pengusaha pekerja pro Jokowi di Istora Senayan, Jakarta pada Kamis malam, 21 Maret 2019. Dia hanya tertawa ketika Jokowi kembali menyindirnya.