TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Malaysia akan mengkaji kembali proyek pembangunan tembok perbatasan dengan Thailand yang merupakan warisan kebijakan bekas perdana menteri Najib Razak.
Menurut Deputi Perdana Menteri Wan Azizah Wan Ismail, proyek tembok perbatasan Malaysia - Thailand sangat mahal. Misalnya, harga per meter tembok US$ 245 ribu untuk 11 kilometer. Selain itu, proyek tembok perbtasan ini dinilai sebagai pemborosan anggaran.
Baca: Najib Razak Pernah Rancang Tembok Perbatasan Malaysia - Thailand
"Di Amerika Serikat, Presiden Trump belum juga menerima persetujuan untuk membangun tembok antara Amerika Serikat dan Meksiko. Sama halnya di sini, karena harganya sangat mahal," kata Wan Azizah seperti dikutip dari Channel News Asia, Senin, 1 April 2019.
Wan Azizah mengatakan, pengkajian ulang proyek tembok perbatasan Malaysia - Thailand akan dibahas setelah pemerintahan hasil pemilu Thailand terbentuk.
Baca: Paus Fransiskus Komentari Tembok Perbatasan untuk Atasi Migran
Selain itu, Dewan Keamanan Nasional dan Kantor Perdana Menteri juga sedang mempelajari spesifikasi teknis dan implikasi finansial dari proyek ini.
Proyek tembok perbatasan Malaysia dan Thailand dibahas Najib dan Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-0-ca dalam satu pertemuan konsultasi tahunan di Bangkok pada September 2016.
Baca: Presiden Donald Trump Ancam Tutup Perbatasan Amerika - Meksiko
Proyek ini mendapat lampu hijau dari Komisi Perbatasan Umum Malaysia - Thailand dalam pertemuan di Bangkok pada Maret 2018. Pertemuan itu diketuai oleh Menteri Pertahanan Thailand Prawit Wongsuwan dan Menteri Pertahanan Malaysia Hishammuddin Hussein.
Menurut Najib Razak, pembangunan tembok perbatasan Malaysia - Thailand diperkirakan akan dapat mengatasi penyelundupan narkoba, senjata, BB, dan perdagangan manusia.