INFO JABAR - Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum membuka Kompetisi Pariwisata Indonesia ke-10 bertema "Digital Tourism Transform Milenial Indonesia (KPI) Ke-10" di Pendopo Tonny Soewandito Kampus Politeknik Negeri Bandung (Polban) di Jalan Gegerkalong Hilir, Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Rabu, 24 April 2019.
Kompetisi yang diinisiasi Studi Pariwisata Politeknik Negeri Bandung bekerja sama dengan Telkom University dan Stiepar Yapari-Aktripa ini akan memperebutkan piala bergilir Menteri Pariwisata. Kali ini, KPI diikuti 813 peserta dari 56 perguruan tinggi di 15 provinsi. Mereka adalah para mahasiswa D-III, D-IV, dan S-1 jurusan pariwisata.
"Kami mengapresiasi kegiatan ini. Semoga kegiatan ini bisa mendorong visi dan misi Jabar Juara Lahir Batin. Jawa Barat akan menjadi provinsi pariwisata di Indonesia," kata Uu dalam sambutannya.
Menurut Uu, Jawa Barat memiliki banyak potensi pariwisata yang perlu dikembangkan. Untuk itu, pemerintah Provinsi Jawa Barat berkomitmen mengembangkan potensi pariwisata ini agar bisa menjadi pendorong kekuatan ekonomi di kabupaten/kota.
"Kunci sukses pariwisata itu ada dua. Banyaknya wisatawan yang datang ke daerah dan meningkatnya PAD (Pendapatan Asli Daerah) daerah tersebut," ujarnya.
Di hadapan para mahasiswa jurusan pariwisata ini, Uu juga menekankan pentingnya keterlibatan kaum milenial agar dunia pariwisata bisa maju dan berkembang. Uu berpandangan milenial saat ini bukan hanya obyek atau pasar utama industri pariwisata, melainkan juga subyek atau pelaku industri.
UU juga mengingatkan peran penting sistem teknologi digital sebagai satu bagian yang tidak bisa terpisahkan dalam pengembangan industri pariwisata kekinian. Salah satunya memperkenalkan atau sarana promosi potensi daerah pariwisata melalui platform media sosial.
"Digital dan pariwisata adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan karena satu sama lain saling mengikat," ujarnya.
Sementara itu Direktur Politeknik Negeri Bandung Rachmad Imbang Tritjahjono menilai pariwisata di Indonesia saat ini menjadi potensi ekonomi yang sedang tertidur. "Apabila terbangun akan memberikan potensi (ekonomi) luar biasa," ucapnya.
Rachmad menuturkan beberapa negara saat ini telah mengambil porsi kekuatan ekonominya melalui sektor pariwisata. Contohnya, Thailand yang terbukti bisa bangkit dari krisis ekonomi melalui industri pariwisata.
Rachmad berharap KPI yang dimulai sejak 2016 ini dapat menjadi sarana promosi potensi pariwisata di Nusantara. Untuk itu, dia juga meminta hasil kompetisi tidak hanya selesai di lingkungan kampus, tapi juga disampaikan ke berbagai media sehingga potensi wisata yang dimiliki bisa diperkenalkan ke dunia luar.
"Harapan kita tidak hanya selesai di kampus. Apa yang sudah kita lakukan sebaiknya kita sampaikan melalui berbagai media sehingga potensi pariwisata yang ada di Jawa Barat dan Indonesia bisa diperkenalkan," katanya. (*)